Sepak terjang politisi senior Akbar Tandjung dalam panggung perpolitikan nasional menjadi panutan para aktivis dan politisi saat ini.
Terkait itu, Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo bersama Forum Aktivis Nasional (FAN) dan Kelompok Cipayung Plus akan menyelenggarakan "Tribute to Akbar Tandjung", pada Minggu (19/5) mendatang.
Hal itu sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dan keteladanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan di Indonesia, khususnya dalam mengkader kaum muda.
Sejarah perjalanan politik Indonesia, khususnya menjelang dan pasca Reformasi, tidak akan lepas dari sosok Akbar Tandjung.
“Saat Indonesia memasuki masa reformasi, beliau terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar masa jabatan 1998-2004. Sejak 6 Oktober 1999, beliau juga terpilih menjadi Ketua DPR-RI periode 1999-2004. Jauh sebelum reformasi, pada pemerintahan Presiden Soeharto, Akbar Tandjung menduduki berbagai jabatan pos kementerian,” ujar Bamsoet akrab disapa usai menerima Ketua Panitia Tribute to Akbar Tandjung sekaligus Anggota DPD Angelius Wake Kako, di Jakarta, Selasa (14/5).
"Berbagai sepak terjang Pak Akbar sejak mahasiswa hingga kini, menjadikannya sebagai sosok yang disegani dan dihormati oleh siapapun, baik dari kalangan politisi, akademisi, cendikiawan, hingga kalangan pemuda," tambahnya.
Turut hadir antara lain, Kiki Sidabutar (GMKI), Novelin (GMKI), dan Abdul Kohar (PII).
Mantan Ketua DPR itu menjelaskan, perjalanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan sudah dimulai sejak tahun 1966.
“Beliau menjadi aktivis di Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim. Tahun berikutnya (1967-1968), beliau menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia,” pungkasnya.