Berita

Dok Foto/Net

Bisnis

KPSBU Lembang Optimalkan Kualitas Produksi Susu Melalui Biosecurity

SELASA, 14 MEI 2024 | 04:40 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi perah sudah teratasi melalui vaksinasi PMK sejak 2022 lalu. Namun pada kenyataannya produksi susu sapi segar belum pulih 100 persen.

Kondisi tersebut dikarenakan di beberapa tempat masih terdapat kejadian PMK dan lumpy skin disease (LSD). Dengan demikian produksi susu sapi segar belum bisa optimal.

Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Dedi Setiadi menerangkan, adanya wabah PMK dan LSD di beberapa daerah membuat recovery (pemulihan) sapi cukup lama sekitar 2 sampai 3 tahun untuk memulihkan sapi-sapi yang terserang PMK.


"Harapan kita, sapi-sapi yang lahir tidak terkena PMK, bunting, dan melahirkan itu pasti normal," ucap Dedi dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Senin (13/5).

Dia menjelaskan, sangat penting menjaga Biosecurity agar PMK dan LSD tidak kembali menyerang hewan ternak.

"Biosecurity ini sangat penting sehingga harus dijaga," ungkapnya.

Demi menjaga kualitas sapi dan susu sapi segar, dia menerangkan, KPSBU Lembang memberikan pilihan kepada para peternak sapi perah untuk menggunakan pakan konsentrat. Mengingat pakan sapi ini terbagi dua yakni pakan konsentrat dan hijauan.

"Untuk konsentrat kita membuat konsentrat pilihan artinya, ada yang biasa dan ada konsentrat yang super sehingga pakan yang berkualitas ini menjadi pilihan dan kami sudah menuntun mereka (para peternak sapi perah)," ujarnya.

"Kalau belum bisa semuanya pindah ke s feed, bisa di-combine dengan yang reguler. Kalau sudah bisa, pindah semuanya ke s feed sehingga kualitasnya menjadi bagus," jelasnya.

Ditegaskan Dedi, untuk memproduksi susu sapi terbaik tentunya butuh pakan untuk kebutuhan hidupnya serta untuk produksi susu sehingga butuh pakan yang berkualitas bagus.

"Dengan demikian, sapinya sehat, badannya gemuk, dan produksi susunya bagus. Jadi sapi itu butuh untuk hidup, butuh untuk produksi. Kedua kebutuhan ini tentu sapi harus kenyang. Eureun seubeuh lain eureun euweuh (berhenti kenyang bukan berhenti karena tidak ada pakan)," imbuhnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya