Berita

PT Solder Tin Anadalan Indonesia (STANIA) saat melakukan groundbreaking pabrik Timah solder di Batam, Kepulauan Riau/Net

Bisnis

Dukung Hilirisasi, Adik Prabowo Bangun Pabrik Timar Solder di Batam Senilai Rp400 M

SABTU, 11 MEI 2024 | 15:14 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA) yang merupakan perusahaan milik adik presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, membangun pabrik pembuatan timah solder di Kota Batam, Kepulauan Seribu.

Tidak tanggung-tanggung, nilai investasi pabrik tersebut ditaksir mencapai Rp400 miliar.

Dalam acara groundbreaking, Hashim sendiri menjelaskan bahwa pabrik itu ditargetkan menjadi pemain utama dalam industri solder di dalam negeri.


"PT Solder Tin Andalan Indonesia akan menjadi pemain utama dalam industri solder, menyediakan produk dengan kualitas terbaik dan mendukung industrialisasi di Indonesia," kata Hashim di Batam, Jumat (10/5).

Menurut keterangannya, pada fase pertama pabrik tersebut berencana memproduksi 2 ribu ton solder per tahun dan akan menyerap 320 tenaga kerja dengan 80 karyawan tetap dan 240 karyawan kontrak. Total produksi tersebut juga ditaksir akan memiliki omzet Rp1,2 triliun.

"Kami berharap nanti sesuai dengan perkembangan pasar, karena ini tujuannya ekspor, ya. Ini menyerap karyawan tetap 80 orang, karyawan kontrak ada kurang lebih 240," sambungnya.

Nantinya hasil timah solder yang dikembangkan perusahaan Hashim itu bisa digunakan untuk produksi barang elektronik hingga mobil listrik.

"Ini gunanya adalah untuk alat-alat elektronik misalnya untuk mobill listrik, handphone telepon genggam apakah itu Apple, Samsung…,  juga alat alat televisi. Maka lebih baik bisa juga untuk radio. Segala hal elektronik itu perlu solder timah," ujarnya

Jika produksi yang dilakukan maksimal maka akan ditargetkan per tahun dapat memproduksi timah solder sebanyak 16 ribu ton.

Adapun alasan pembangunan pabrik solder di Batam, kata adik Prabowo, itu dilakukan karena melihat perkembangan ekonomi dunia, di mana pabrik manufaktur yang semulanya di China kini sudah banyak bergeser ke Asia Tenggara.

Selain itu, pembangunan pabrik itu juga disebut sebagai bentuk dukungannya pada hilirisasi tambang yang kini sedang digencarkan Presiden Joko Widodo dan akan dilanjutkan oleh kakaknya, Prabowo.

"Program hilirisasi dimulai sebetulnya cukup lama dan memang betul betul adalah suatu program inti daripada pemerintahan Pak Jokowi dan Maruf Amin. Pak Prabowo Subianto waktu jadi calon presiden, dan sekarang presiden terpilih, sudah menegaskan sudah bertekad, sudah bersumpah, bahwa program hilirisasi akan dilanjutkan, ya dilanjutkan dengan beberapa program ini sebetulnya yang sudah dimulai oleh Pak Jokowi," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya