Presiden Joko Widodo turut merespons penutupan pabrik sepatu Bata yang selama ini menjadi ladang pekerjaan bagi masyarakat Purwakarta, Jawa Barat.
Menurut Kepala Negara, penghentian operasional perusahaan adalah hal biasa yang terjadi di dunia industri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan sebuah perusahaan.
"Ini kalau masalah ada pabrik yang tutup, (atau) sebuah usaha itu naik turun karena kompetisi. Mungkin karena efisiensi, bersaing dengan barang-barang baru yang lebih ini (kompetitif), (faktornya) banyak hal," kata Jokowi setelah peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH), Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Meski begitu, ia menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang mencapai di atas 5 persen. Kondisi ini memicu optimisme di tengah lesunya perekonomian dunia.
"Secara makro pertumbuhan ekonomi kita sangat baik, 5,11 persen. Negara-negara lain, satu, dua, tiga, sudah masuk ke jurang resesi, negara lain juga
growth-nya turun, tapi kita (Indonesia) mampu terus naik," sambungnya.
Selain pabrik Bata, sejumlah perusahaan di Indonesia juga gulung tikar, salah satu yang sempat ramai adalah pabrik ban PT Hung-A Indonesia karena terus merugi.
Menurut Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, berbagai upaya telah dilakukan selama empat tahun terakhir agar pabriknya terselamatkan. Namun kini perseroan tidak dapat melanjutkan produksi karena permintaan sepatu semakin menurun.
Akibatnya, lebih dari 200 karyawan sepatu Bata terpaksa di-PHK per 30 April 2024 kemarin.
Sementara itu, pabrik ban yang berlokasi di Cikarang telah lebih dulu melakukan PHK massal terhadap 1.500 karyawan sejak 1 Februari 2024 lalu.