Mantan Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza/Net
Pemangkasan bandara internasional di Indonesia dari semula berjumlah 34 menjadi hanya 17 dinilai akan menghambat upaya pertumbuhan sektor pariwisata dalam negeri.
Mantan Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza mengatakan, kebijakan tersebut sama saja memupus usaha para dubes yang berusaha mempromosikan Indonesia di mata dunia.
Termasuk dirinya yang selama ini berusaha menarik minat wisatawan dari Asia Timur, terutama Jepang dan Korea Selatan ke Indonesia.
Yusron berujar, tiga bulan lalu ia mengajak kolega dari Dinas Pariwisata Korea Selatan ke Belitung untuk merancang 'sister city' antara Jeju Island dengan Tanjung Pandan dan membangun 'Little Korea' di Belitung.
“Kami juga sedang membicarakan agar syuting drama-drama Korea dilakukan di Belitung. Bahkan, juga membangun klinik kecantikan Korea di sana. Selain itu, juga rencana ‘sister city’ dengan Ehime, Jepang Selatan,” lanjut Yusron dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/4).
Maksud kegiatan tersebut tak lain untuk menarik wisatawan Asia Timur datang ke Indonesia, khususnya ke Belitung, yang merupakan kampung halaman Yusron Ihza.
"Dengan begitu, berarti juga mendukung program pemerintah," tambah Yusron.
Atas dasar itu, ia mengaku kaget dengan kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memangkas jumlah bandara internasional sebagaimana termaktub dalam Kepmen Nomor 31/2004.
“Kalau pemangkasan karena alasan bandara internasional lebih menguntungkan perusahaan penerbangan asing, masalahnya adalah bagaimana meningkatkan daya saing kita, bukan menutup bandara-bandara itu,” kritik Yusron.