Berita

Presiden Joko Widodo dan Kaesang Pangarep/Net

Hukum

Kejagung Didesak Periksa Presiden Jokowi dan Kaesang

MINGGU, 14 APRIL 2024 | 11:46 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kejaksaan Agung (Kejagung) didesak untuk segera memeriksa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan anaknya, Kaesang Pangarep dalam kasus dugaan politisasi bantuan sosial (bansos) dan kasus PT Timah.

Desakan tersebut disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi merujuk pernyataan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan bahwa Presiden Jokowi melanggar UU APBN dengan kerugian negara ratusan triliun.

Pernyataan Anthony itu disampaikan di hadapan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dalam sidang sengketa Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Senin lalu (1/4).


Tidak hanya mengutip pernyataan Anthony, Muslim juga menyinggung podcast Kaesang Pangarep bersama Helena Lim. Belakangan, podcast tersebut dihapus tak lama setelah Helena ditetapkan sebagai tersangka kasus PT Timah.

"Dalam kasus korupsi PT Timah, negara dirugikan Rp271 triliun. 16 pelaku sudah tersangka dan ditahan Kejagung. Podcast Kaesang bersama Helena Lim dihapus. Publik menduga ada sesuatu yang disembunyikan setelah Helena Lim tersangka dan ditahan," kata Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (14/4).

Melihat kegaduhan publik, Muslim meminta agar Kejagung tidak tinggal diam dan menangani kerugian negara ratusan triliun oleh politisasi bansos maupun kasus korupsi PT Timah.

"Jika tidak memanggil dan memproses Jokowi dan Kaesang, Kejagung dapat ikut rusak juga. Wibawa Kejagung dipertaruhkan dalam dua kasus ini," terang Muslim.

Di sisi lain, Muslim juga menyayangkan sikap Jokowi dan Kaesang tidak menunjukkan keteladanan. Minimal, keduanya berbicara kepada publik soal dugaan-dugaan dimaksud, atau bahkan mendatangi Kejagung agar kegaduhan tidak semakin berkepanjangan.

"Presiden dan putranya dapat diperiksa berdasarkan Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945. Setiap warga negara sama di mata hukum dan pemerintahan. Kejagung jangan ragu panggil dan periksa Jokowi dan putranya,"  tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya