Berita

Muhtar S. Syihabuddin

Publika

Mendadak Idulfitri

OLEH: MUHTAR S. SYIHABUDDIN
MINGGU, 07 APRIL 2024 | 07:12 WIB

BULAN puasa tahun ini tetap harus menyisakan pesan produktif untuk kita semua. Sesuai bidang tanggung jawab masing-masing, untuk kemajuan masyarakat ke depan.

Ada pesan keutamaan puasa yaitu kejujuran harus makin tegas. Terutama dalam konteks pembangunan masyarakat. Apalagi terkait menopang pemerintahan bersih dan berwibawa.

Kenapa harus bersih dan berwibawa? Karena pembangunan negeri ini sudah terlanjur berat sebelah. Memang jalan sesuai topuksi bersama untuk kemajuan masyarakat. Tapi, banyak celah yang bolong terkait perilaku kekuasaan yang kurang pada tempatnya.

Penguasa sedianya bisa mengedapankan mana yang prioritas untuk dibangun, sekaligus mengelola sumber daya sesuai peraturan yang berlaku. Memang tidak mudah untuk membongkar setiap hal kurang terpuji yang menyertai pembangunan ini. Tapi dengan tekad dan usaha konkret di lapangan, pembangunan bersih dan berwibawa bukan mimpi di siang bolong.

Kita merujuk pada makna Idulfitri, kembali ke status suci yang telah diberikan Tuhan sejak lahir. Setiap diri pada dasarnya merindukan rasa paling tenteram tanpa gangguan cacat moral.

Karena khilaf dan cenderung serba cepat hingga membuat setiap individu ingin melakukan perbuatan yang bertolak belakang dengan hati nuraninya.

Meminjam filosof Yunani, manusia itu cenderung merindukan sesuatu yang suci. Tapi usaha itu haru ditempuh dengan sikap jujur dan latihan diri lainnya. Tidak mungkin mendadak Idulfitri, tanpa puasa yang sesuai ketentuannya.

Puasa tahun ini adalah tonggak dari kembali ke kesucian diri untuk melanjutkan estafet pembangunan. Biar agama menjadi etos utama dalam setiap tata kelola masyarakat kita.

Dalam konteks ini melatih diri dengan puasa, kerinduan akan hal bersifat kekal suci (paradiso) jangan sampai menjadi impian. Menjadikan makna puasa hidup dalam setiap jengkal kehidupan merupakan niscaya. Biar puasa tidak menjadi hiasan ritual menjemukan di tengah gegap gempita nestapa kemanusiaan negeri ini.

Semua keutamaan yang telat dilekatkan dalam berpuasa bisa diamalkan sesegara mungkin dalam perbuatan konkret di lapangan. Jangan sampai terlena dengan informasi keutamaan puasa yang begitu melimpah ruang di ruang publik.

Kita patut bersyukur atas partisipasi intensif dalam kampanye keutamaan puasa. Baik itu dalam berbagai kegiatan masyarakat, upacara kenegaraan sampai kontes-kontes memeriahkan Ramadan. Terutama peran media massa cetak dan elektronik yang berlomba-lomba menyuguhkan siaran khusus materi tentang puasa.

Semua kampanye itu biasanya lenyap seketika ditelan turbin urut kacang produk media. Hukum besi kapitalisme menyandera kampanye keutamaan puasa ke sudut paling ekstrem, sebagai barang dagangan seperti produk media lainnya. Etos pendidikan yang sedianya mengantarkan kampanye keutamaan Ramadan nyaris tidak terasa.

Menjadi tradisi yang menemukan, kala agama menjadi komoditas di ruang publik. Semua komponen mendadak lebih Islami dibandingkan sebelumnya. Bahkan banyak yang menjadikannya sebagai cara untuk mendongkrak diri dalam industri media.

Inilah yang dapat kita baca setiap tahun seusai Ramadan, aroma edukasi nilai keutamaan puasa punya hilang sekejap.Kampanyekan dengan sebegitu rupa kala bulan suci Ramadan, dan seketika digilir dengan produk media lainnya.

Nasib agama dalam ruang komoditas publik selalu mengimbangi misi agama sebagai kontrol sosial. Tinggal kita bisa menjadikan agama terasa perannya dalam kehidupan nyata.

Belajar merealisasikan pesan keutamaan puasa meski kita meninggalkannya. Jangan sampai mendadak Idulfitri, terus membiaskan diri dengna nilai yang berjarak dengan pesan keutaman puasa.

Penulis adalah alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya