Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Rusia Diduga Terlibat Sebarkan Penyakit Misterius Sindrom Havana

SENIN, 01 APRIL 2024 | 19:06 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Badan Intelijen Militer Rusia (GRU) diduga menjadi dalang di balik penyakit misterius yang menimpa diplomat dan mata-mata Amerika Serikat di seluruh dunia.

Kasus pertama sindrom Havana dilaporkan oleh pejabat kedutaan AS di ibu kota Kuba, Havana, pada tahun 2016. Hasil investigasi badan intelijen nasional tidak menunjukkan adanya campur tangan asing.

Kendati demikian, tiga kelompok media investigasi yakni Insider, 60 Minutes dan der Spiegel berhasil mengumpulkan sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa Unit 29155 GRU berkaitan dengan Sindrom Havana atau di AS disebut sebagai Insiden Kesehatan Anomali (AHI).

Petunjuknya mencakup mencakup geolokasi agen Rusia di berbagai tempat di seluruh dunia sebelum atau selama munculnya Sindrom Havana.

Kemudian ada laporan bahwa anggota senior Unit 29155 menerima penghargaan dan promosi untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pengembangan senjata akustik tidak mematikan.

"Anggota pasukan sabotase intelijen militer Kremlin yang terkenal telah ditempatkan di lokasi dugaan serangan terhadap personel pemerintah AS di luar negeri dan anggota keluarga mereka,” bunyi laporan tersebut, seperti dimuat Politico.

Laporan tiga media memperkirakan Sindrom Havana mungkin terjadi sebelum tahun 2016.

Kemungkinan ada serangan dua tahun sebelumnya di Frankfurt, Jerman, ketika seorang pegawai pemerintah AS yang ditempatkan di konsulat di sana pingsan karena sesuatu yang mirip dengan pancaran energi yang kuat.

Sindrom Havana merupakan suatu kondisi misterius dimana korbannya mengalami gejala seperti pusing, mual, migrain, dan kehilangan ingatan.

Beberapa ahli kesehatan percaya bahwa gejala tersebut terkait dengan penggunaan peralatan mata-mata frekuensi tinggi.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya