Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kota Cimahi, Mohammad Dwihadi Isnalini/RMOLJabar
Sebanyak 254 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Kota Cimahi, Jawa Barat. Masyarakat pun diimbau untuk terus menjaga kondisi lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Mohammad Dwihadi Isnalini menilai, informasi terkait Program Jumantik bagi guru-guru PAUD, SD, dan SMP sangatlah penting di tengah kondisi yang kerap dilanda hujan, mulai dari intensitas kecil hingga lebat.
"Program ini sangat penting untuk memberi informasi kepada orang tua untuk melatih anak-anak mereka dalam memeriksa jentik di rumah," ucap Dwihadi, diwartakan
Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (29/3).
Senada, Kadinkes Kota Cimahi, Mulyati mengatakan, peningkatan kasus DBD di Kota Cimahi telah berdampak terhadap menipisnya stok darah. Bahkan menyebabkan kelangkaan persediaan stok darah.
"Ketersediaan kantong darah di UTD RSUD Cibabat semakin menipis akibat minimnya pendonor darah selama bulan Ramadan," ungkap Mulyati saat dihubungi, Jumat, (29/3).
Kondisi tersebut dibenarkan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cimahi, Fitriani Manan. Menurutnya, selama Ramadan kegiatan donor darah cenderung lebih sepi.
"Dengan begitu, tentunya berpotensi memperpanjang masalah ketersediaan kantong darah. Memang, selama Ramadan cenderung menurun untuk stok darah tapi nanti biasanya setelah Ramadan kembali meningkat," ujarnya.
Dibeberkan Fitriani, PMI Kota Cimahi belum mengelola kantong darah. Ketika terjadi kebutuhan darah, pihaknya biasanya berkoordinasi dengan Korps Sukarelawan (KSR) dan pihak lainnya.
"Karena kondisi ya, tapi kami memiliki jaringan kerja sama dengan Kelompok Studi Remaja (KSR) dan pihak lainnya untuk mencari dan membantu siapa pun yang membutuhkan," tandasnya.