Demi meningkatkan keamanan transaksi pelanggan, raksasa kartu kredit Visa telah menambahkan tiga alat pencegahan penipuan baru yang didukung AI ke dalam rangkaian produknya.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (28/3), di antara alat-alat baru tersebut, yang tersedia bagi klien mulai paruh pertama tahun ini, adalah alat yang memperluas teknologi kecerdasan buatan Visa saat ini yang membantu mendeteksi dan memblokir penipuan dalam transaksi digital tanpa kartu kredit.
"Yang lainnya akan digunakan dalam pembayaran akun-ke-rekening secara real-time," kata Visa dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini juga berencana untuk membuka produk Visa Advanced Authorization dan Visa Risk Manager yang sudah ada untuk pembayaran yang tidak menggunakan kartu Visa.
“Fokus untuk mengusir pelaku kejahatan keluar dari ekosistem sangatlah penting,” kata Antony Cahill, kepala global layanan nilai tambah Visa, dalam sebuah wawancara.
Visa mengatakan pihaknya berhasil membantu memblokir aktivitas penipuan senilai 40 miliar dolar AS tahun lalu, hampir dua kali lipat total dalam 12 bulan sebelumnya.
Pada Oktober 2023, perusahaan tersebut mengumumkan rencana investasi senilai 100 juta dolar AS di perusahaan-perusahaan yang berfokus pada AI generatif, menargetkan usaha-usaha yang berpotensi membentuk cara perdagangan dilakukan di masa depan.
Perusahaan ini bukan satu-satunya perusahaan yang menggunakan AI untuk membantu upaya deteksi penipuan dan memangkas biaya.
Saingannya, Mastercard, menjual alat pendeteksi risiko bertenaga AI untuk membantu bank mengenali secara lebih efektif jika pelanggan mereka mencoba mengirim uang ke penipu.
Raksasa keuangan lainnya, Paypal, mengatakan pada bulan Januari bahwa produk Venmo-nya akan menggunakan AI untuk memberikan konsumen pengalaman belanja online yang lebih personal.