Robot bernama Theo sedang memeriksa ladang tulip untuk mencari bunga yang sakit di ladang di Noordwijkerhout, Belanda, Selasa, 19 Maret 2024/Net.
Para petani tulip di Belanda kini dipermudah merawat ladang dengan kehadiran robot AI bernama Theo yang bertugas mencari bunga yang dihinggapi penyakit.
Selama musim semi, Theo bertugas mencegah penyebaran virus di antara tanaman berharga. Robot tersebut mencari umbi tulip yang bermasalah dan menghancurkannya jika perlu. Buah-buahan tersebut kemudian dipisahkan dari tanaman yang sehat di pusat pengolahan setelah panen.
Ada 45 robot seperti Theo yang bekerja di ladang tulip Belanda. Pekerjaan mereka menjadi penting ketika musim dingin berganti ke musim semi dan musim puncak semakin dekat di mana banyak wisatawan dari seluruh dunia datang untuk berkunjung.
Keluarga Allan Visser, yang sudah menanam tulip selama tiga generasi menjadi salah satu pengguna jasa Theo. Meskipun harus mengeluarkan biaya cukup tinggi, ini adalah musim kedua dia menggunakan robot tersebut.
“Saya lebih memilih robot karena mobil sport tidak bisa menghilangkan bunga tulip yang sakit dari ladang kami,” kata Visser, seperti dikutip dari
VOA, Sabtu (23/3).
“Ya, memang mahal , tapi semakin sedikit orang yang benar-benar bisa melihat bunga tulip yang sakit," katanya.
Theo telah dilatih untuk melihat tanaman yang sakit. Garis-garis merah muncul pada daun tanaman yang terinfeksi. Robot-robot tersebut bergerak melintasi ladang dengan sangat lambat, sekitar satu kilometer per jam, untuk mencari bunga tulip yang sakit.
Visser mengatakan robot tersebut memiliki kamera dan mengambil ribuan foto bunga tulip. Perangkat lunak AI mempertimbangkan foto-foto tersebut dan memutuskan tulip mana yang perlu dimusnahkan.
“Robot telah belajar mengenali dan mengobatinya,” kata Visser.
Erik de Jong, direktur pelaksana H2L Robotics, perusahaan yang membuat robot tersebut mengatakan robot buatannya menggunakan koordinat GPS untuk memastikan mereka membunuh tulip yang benar di antara banyak tulip di ladang.
Dia mengatakan semua pengetahuan yang mereka gunakan dalam program komputer berasal dari petani tulip seperti Theo van der Voort, yang namanya digunakan sebagai julukan untuk robot tersebut.
“Ini luar biasa,” kata Van der Voort yang pensiun setelah 52 tahun mencari bunga yang sakit di ladangnya.
“Ia dapat melihat sama seperti yang saya lihat," ujarnya.