Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Startup Jepang Ciptakan Model AI dengan Metode Seleksi Alam

SABTU, 23 MARET 2024 | 08:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Startup kecerdasan buatan Jepang, Sakana AI, mengatakan bahwa mereka telah menemukan cara baru untuk menciptakan model AI generatif yang menerapkan konsep evolusi dan seleksi alam.  

Menurut pernyataan perusahaan, pendekatan ini memungkinkan pengembangan AI secara signifikan lebih murah dan lebih cepat.

Dikutip dari Nikkei, Sabtu (23/3), Sakana telah merilis tiga model AI generatif, model bahasa besar, model gambar-ke-teks, dan model pembuatan gambar dengan menggunakan mekanisme yang terinspirasi dari alam, yang disebutnya sebagai yang pertama di dunia.

Algoritme Sakana mengambil tiga model AI sumber terbuka sebagai induk dan "membiakkan” mereka dengan berbagai cara untuk menciptakan lebih dari 100 “keturunan.”  

Ia kemudian membiakkan yang berkinerja terbaik untuk menciptakan keturunan generasi kedua. Proses ini diulangi selama beberapa ratus generasi sebelum model terbaik dipilih.

Mekanismenya menggunakan teknik yang disebut penggabungan, yaitu pengembang menggabungkan dua model AI menjadi satu. Meskipun metode ini sudah ada sebelumnya, pengembang perlu menggabungkan model secara manual.

Sakana mengatakan telah mengembangkan algoritma evolusioner yang secara otomatis memilih model terbaik dan menggabungkannya untuk memenuhi target pengembang.

“Saat ini, model paling canggih dikembangkan menggunakan sejumlah besar data dan daya komputasi,” kata Takuya Akiba, ilmuwan riset di Sakana, yang diluncurkan tahun lalu oleh mantan peneliti Google.

“Kami ingin mencoba pendekatan yang berbeda," ujarnya.

Sakana mengatakan ketiga model tersebut masing-masing dikembangkan dalam satu hari. Mengembangkan model bahasa besar dengan ukuran serupa menggunakan metode konvensional dapat memakan waktu berbulan-bulan dan menghabiskan biaya jutaan dolar.  

Sakana mengatakan model bahasanya yang besar, yang berfokus pada penyelesaian masalah matematika dalam bahasa Jepang, mengungguli GPT-3.5 OpenAI dalam tugas khusus tersebut.

Sakana, yang berarti “ikan” dalam bahasa Jepang, didirikan tahun lalu di Tokyo untuk mengembangkan AI generatif menggunakan “kecerdasan yang terinspirasi dari alam.”  

Salah satu pendiri perusahaan ini termasuk mantan peneliti Google David Ha dan Llion Jones, serta Ren Ito, mantan investor di startup AI dan CEO Mercari Europe.

Sakana mengumpulkan dana awal sebesar 30 juta dolar AS pada bulan Januari dari dana modal ventura terkemuka di Silicon Valley dan perusahaan-perusahaan besar Jepang, termasuk NTT, KDDI dan Sony.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya