Berita

Henry Yosodiningrat/RMOL

Politik

Sentil Henry Yosodiningrat, Haidar Alwi: Tidak Perlu Bikin Hoax Pemilu

JUMAT, 15 MARET 2024 | 22:54 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Suasana menjelang penetapan hasil Pemilu 2024 harus dijaga agar tetap damai. Terutama dengan tidak menyebar berita bohong atau hoax yang dapat memicu perselisihan di masyarakat.

Begitu dikatakan  Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi menyoroti pernyataan Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat, yang gencar menyuarakan adanya kecurangan pada Pemilu 2024.

Dalam pernyataannya Henry menyinggung kekalahan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD khususnya di Jawa Tengah, yang dipimpin Ganjar Pranowo selama 10 tahun dan dikenal sebagai kandang banteng.


Menurut Henry, penyebab kekalahan tersebut karena adanya dugaan mobilisasi massa untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Dugaan mobilisasi massa itu terjadi di Kabupaten Sragen sehingga partisipasi pemilih di sana hanya sekitar 30 persen.

Bagi Haidar Alwi, pernyataan tersebut patut disesalkan. Katanya, Henry sebagai politisi bergelar akademis profesor bisa bijak dan menjadi contoh pada masyarakat.

"Tidak perlulah sebar-sebar hoax segala. Apalagi seorang profesor yang seharusnya bisa memberikan edukasi bagi masyarakat, bukan malah menyebarkan hoax," kata Haidar Alwi dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).

Menurutnya, apa yang disampaikan Henry sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan data yang kredibel. Untuk menguji pernyataan Henry,  dia pun melakukan penghitungan menggunakan data KPU.

Untuk menghitung partisipasi pemilih, rumusnya adalah jumlah DPT dibagi jumlah suara sah dan tidak sah kemudian dikali 100 persen.

Adapun jumlah DPT Kabupaten Sragen 2024 yaitu 760.294. Jumlah suara sah dan tidak sah Pilpres 644.274.

"Hasilnya, partisipasi pemilih di Kabupaten Sragen 2024 yakni 84,74 persen. Jadi angka yang 30 persen Henry itu dapatnya dari mana? Suara Ganjar dikali dua?" bebernya.

Karena itu, Haidar Alwi berpesan agar masyarakat tidak menelan mentah-mentah setiap informasi sekalipun disampaikan oleh seorang politisi bergelar akademis tinggi.

"Karena sekarang banyak pihak-pihak yang mencoba mengadu domba rakyat dengan pemerintah, untuk mendapatkan bargaining politik," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya