Berita

Nissan berencana mengurangi kapasitas produksinya di China hingga 30 persen/Net

Otomotif

Nissan dan Honda Kompak Pangkas Produksi Kendaraan di China

JUMAT, 15 MARET 2024 | 08:43 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah persaingan yang semakin ketat dengan produsen lokal, dua raksasa Jepang Nissan Motor dan Honda Motor bersiap mengurangi kapasitas produksi kendaraan mereka di China.

Dikutip dari Nikkei, Jumat (15/3), Nissan akan memulai pembicaraan dengan perusahaan patungan lokal dalam beberapa hari mendatang untuk mengurangi kapasitasnya di China hingga 30 persen, yang setara dengan 500.000 mobil setiap tahunnya.  

Nissan memproduksi sekitar 1,6 juta mobil di China setiap tahunnya dengan delapan pabriknya yang beroperasi di negara itu, termasuk pabrik di Hubei dan Henan, melalui usaha patungan dengan Dongfeng Motor China.  

Pada 2023 produksi Nissan di China turun 24 persen year on year (YoY) menjadi 793.000 kendaraan, turun di bawah angka 1 juta untuk pertama kalinya dalam 14 tahun.

Honda juga ingin mengurangi kapasitasnya di China sebesar 20 persen menjadi sekitar 1,2 juta kendaraan setiap tahunnya. Perusahaan dilaporkan sedang berdiskusi dengan mitra lokal dan telah memberi tahu pemasok utama bahwa mereka akan mengurangi produksi.

Saat ini, Honda memiliki total kapasitas 1,49 juta mobil per tahun di China melalui dua usaha patungan, satu dengan GAC Group dan yang lainnya dengan Dongfeng Motor Group.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan China yang memperoleh teknologi dan pengetahuan dari pabrikan Jepang, mengasah keterampilan mereka ketika pemerintah mendorong peralihan ke kendaraan listrik, memperluas pasar untuk kendaraan energi baru, atau NEV, termasuk kendaraan listrik dan hybrid.

Pada 2023, pangsa pasar merek China meningkat hingga 56 persen, dan kendaraan GAC Group sendiri menguasai lebih dari 30 persen.  

Pabrikan China telah mengalihkan fokus mereka ke merek sendiri dan menjauh dari merek usaha patungan, yang penjualannya menurun dan keuntungannya harus dibagi dengan mitra mereka di luar negeri.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya