Perekonomian Jepang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sebesar 0,4 persen secara tahunan pada Oktober-Desember 2023 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kinerja tersebut lebih baik dari perkiraan awal yang menunjukkan adanya kontraksi sebesar 0,4 persen.
Data terbaru yang dirilis oleh Kantor Kabinet pada Senin (11/3) ini menunjukkan bahwa Jepang terhindar dari resesi setelah negara itu disusul Jerman, sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Adapun resesi yang batal itu terjadi berkat adanya peningkatan belanja perusahaan yang melebihi perkiraan untuk sektor manufaktur dan peralatan.
Secara kuartal-ke-kuartal (qtq), PDB Jepang tercatat tumbuh 0,1 persen, dibandingkan prediksi awal yang turun 0,1 persen. Namun, angka ini lebih rendah dari perkiraan median untuk kenaikan sebesar 0,3 persen.
"Berita utamanya adalah revisi naik, namun permintaan domestik masih lesu, terutama dalam hal konsumsi," kata ekonom senior di Mizuho Research and Technologies, Saisuke Sakai.
Sementara itu, belanja modal perusahaan di Jepang tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,0 persen qtq, lebih baik dibandingkan penurunan awal sebesar 0,1 pesen.
Meski demikian, angka tersebut tetap di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,5 persen.
Sementara itu, konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60 persen perekonomian Jepang dilaporkan turun 0,3 persen pada Oktober-Desember. Angka ini sedikit lebih turun dibandingkan penurunan perkiraan awal sebesar 0,2 persen.