Berita

Kementerian Pertanian siapkan pompanisasi dan pipanisasi untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, baik dari sungai maupun mata air guna mengatasi kekeringan di lahan pertanian/Net

Nusantara

Optimalkan Lahan Tadah Hujan, Kementan Siapkan Rp6 Triliun untuk Bantuan Pompanisasi

SENIN, 11 MARET 2024 | 20:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengoptimalkan lahan tadah hujan dengan bantuan pompanisasi dan pipanisasi.

Kementerian menganggarkan Rp 6 triliun untuk program tersebut agar meningkatkan indeks pertanaman 1 juta hektare lahan sawah tadah hujan.

Optimalisasi lahan tadah hujan tersebut menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebagai salah upaya mengantisipasi krisis pangan yang kini melanda dunia. Banyak negara yang mengalami krisis pangan. Jika sebelumnya hanya 10 negara, maka kini sudah mencapai 58 negara dan 900 juta hingga 1 miliar penduduk mengalami kelaparan. Di Indonesia sendiri kini sekitar 17 persen penduduk rentan kelaparan.

Pengairan sawah tadah hujan melalui pompa dan pipa akan dilakukan di pulau Jawa seluas 500 ribu hektare dan di luar pulau Jawa 500 ribu hektare.

Untuk menggenjot pertanaman padi di lahan tadah hujan tersebut, Kementan menggandeng TNI AD dengan meneken Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Dinas Pertanian di 24 provinsi dengan KODAM TNI AD yang telah dilakukan pada pekan lalu Jumat (8/3).

“Kita melakukan pompanisasi, sehingga bisa dua kali tanaman atau tiga kali tanam. Kita anggarkan kurang lebih Rp 6 triliun, khususnya pompanisasi dan pipanisasi,” kata Mentan Andi usai MoU bersama TNI AD di Auditorium Utama Kementan, dalam keterangannya yang dikutip Senin (11/3).

Pompanisasi ke depan akan dilakukan dengan dua cara, yaitu memperbaiki pompa yang sudah ada dan menyediakan pompa baru.

“Pompa yang sudah ada kita berbaiki alirannya kemudian insentifnya adalah solar subsidi dan benih gratis. Kami siapakah benih gratis 2 juta hektare di seluruh Indonesia anggarannya Rp 2 triliun,” terangnya.

Dia meyakini, solusi cepat untuk menggenjot produksi beras nasional adalah melalui pompanisasi, alih-alih membuka cetak baru sawah, yang butuh waktu relatif lama.

“Solusi cepat mengatasi masalah ini adalah bukan cetak sawah. Cetakan sawah butuh waktu. Kami punya pengalaman dulu di Bojonegoro ini adalah melakukan pompanisasi. Ini Bengawan Solo, kita pompa,” ujarnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya