Berita

Ilustrasi Muslim Amerika Serikat/Net

Dunia

Muslim Amerika Sambut Ramadan dengan Perasaan Campur Aduk

SENIN, 11 MARET 2024 | 12:04 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Menyambut bulan suci Ramadan 2024, umat Islam di Amerika Serikat ikut dibayangi oleh konflik militer dan penderitaan berkepanjangan warga Palestina di Jalur Gaza.

Sonia Uddin, generasi kedua keturunan Pakistan-Amerika yang tinggal di Orange County, California mengatakan bahwa keluarganya terkadang menikmati hamburger untuk berbuka puasa dan kopi serta donat untuk sahur.

Dia berusaha mempertahankan budaya tradisi ketimuran, tetapi putranya sudah benar-benar nyaman dengan budaya Barat.

Namun bagi Uddin dan banyak warga Muslim Amerika lainnya, momen-momen gembira itu dibayangi oleh keprihatinan terhadap Gaza, di mana serangan Israel selama lima bulan telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.

"Bulan Ramadan biasanya menjadi momen bagi saya mendekatkan diri pada Tuhan. Tetapi tahun ini melihat adanya peristiwa mematikan, saya kira saya perlu ikut berjuang agar suara mereka (warga Palestina) dapat didengar," ujar Uddin, seperti dikutip dari Associated Press.

Warga Amerika keturunan Nigeria dan Muslim pertama yang bertugas di dewan metro di Nashville, Tennessee, Zulfat Suara mengatakan bahwa selama Ramadhan ia akan terus memanjatkan doa untuk keselamatan warga Gaza.

"Gaza berada di urutan teratas dalam daftar doa. Itulah inti Ramadan. Itulah alasan kami berpuasa,” kata Suara.

Ahmad Ayoub, warga Amerika keturunan Palestina berusia 20 tahun, yang berasal dari Nashville, mengatakan bahwa dia menantikan hari Jumat di Islamic Center kota tersebut dan berbuka puasa bersama keluarganya, namun rasa berasalah terhadap kondisi Gaza sudah mulai terasa.

“Saya akan pulang untuk berbuka puasa dan lapar dengan makanan lengkap. Sementara bibi, paman, dan sepupu kami di Palestina terpaksa terus kelaparan. Pasti akan ada rasa bersalah saat mengetahui bahwa saya memiliki makanan lengkap di depan saya," ujarnya.

Israel meluncurkan operasi militer ke Jalur Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas 7 Oktober, di mana militan Palestina membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 orang.

Amerika Serikat, sekutu utama Israel, telah memberikan dukungan militer dan diplomatik yang penting bagi Tel Aviv. Memicu kecaman Muslim AS yang menuntut agar gencatan senjata segera tercapai.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sukses Amankan Pilkada, DPR Kasih Nilai Sembilan Buat Kapolri

Jumat, 29 November 2024 | 17:50

Telkom Innovillage 2024 Berhasil Libatkan Ribuan Mahasiswa

Jumat, 29 November 2024 | 17:36

DPR Bakal Panggil Kapolres Semarang Imbas Kasus Penembakan

Jumat, 29 November 2024 | 17:18

Pemerintah Janji Setop Impor Garam Konsumsi Tahun Depan

Jumat, 29 November 2024 | 17:06

Korsel Marah, Pesawat Tiongkok dan Rusia Melipir ke Zona Terlarang

Jumat, 29 November 2024 | 17:01

Polri Gelar Upacara Kenaikan Pangkat, Dedi Prasetyo Naik Bintang Tiga

Jumat, 29 November 2024 | 16:59

Dubes Najib Cicipi Menu Restoran Baru Garuda Indonesia Food di Madrid

Jumat, 29 November 2024 | 16:44

KPU Laksanakan Pencoblosan Susulan di 231 TPS

Jumat, 29 November 2024 | 16:28

Kemenkop Bertekad Perbaiki Ekosistem Koperasi Kredit

Jumat, 29 November 2024 | 16:16

KPK Usut Bau Amis Lelang Pengolahan Karet Kementan

Jumat, 29 November 2024 | 16:05

Selengkapnya