Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan, memulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT)/Ist
Melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan, Pertamina memulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diselenggarakan bersamaan aksi penanaman serentak memperingati hari bakti rimbawan ke - 41, di pesisir Pantai Desa Tanah Merah, Kupang Tengah, yang dihadiri lebih dari 500 undangan dan warga sekitar.
Lewat keterangan tertulis, Minggu (10/3), dijelaskan, rehabilitasi mangrove di NTT dikoordinir Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang merupakan upaya dan aksi nyata memulihkan lingkungan, serta memitigasi perubahan iklim.
Hadir dalam kegiatan itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, Pj Gubernur NTT, Ayodhia Gehak Lakunamang Kalake, Waaster KSAD Bidang Tahwil Komsos Dan Bhakti TNI, Brigjen TNI Taufiq Shobri, staf ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Tasdiyanto, Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud, Corporate Secretary PT Pertamina (Persero), Brahmantya S Poerwadi dan perwakilan dari beberapa perusahaan PT PLN (Persero), PT Pelindo (Persero) dan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, menyampaikan, “Untuk mempercepat program rehabilitasi mangrove dibutuhkan dukungan pentahelix. Kemenko Marves telah menggalang dukungan untuk tanam mangrove dari program TJSL sejak 2021, dan akan terus berlangsung kedepannya. Kick off yang kita laksanakan hari ini diharapkan menjadi bagian dari pencapaian target nasional 600.000 ha mangrove, dan kami harapkan terjadi peningkatan mata pencaharian masyarakat.”
Program TJSL Hutan Pertamina yang sejalan dengan proses mitigasi perubahan iklim serta rehabilitasi hutan, sudah dijalankan secara massif di seluruh Indonesia. Saat ini sudah lebih dari 6 juta pohon tertanam di seluruh Indonesia, dan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.
Corporate Secretary Pertamina, Brahmantya S Poerwadi, menyampaikan komitmen terus merehabilitasi mangrove. “Tahun ini Pertamina merehabilitasi mangrove di wilayah operasi Pertamina dan beberapa lokasi bekerjasama dengan Kemenkomarves serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diantaranya di wilayah NTT, Kalimantan Utara, dan Aceh Singkil,” katanya.
Program itu dijalankan sebagai implementasi komitmen Environmental, Social & Governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 13, penanganan perubahan iklim, poin 14 menjaga ekosistem laut, serta poin 15 menjaga ekosistem daratan.
Pj Gubernur NTT Ayodhia GL Kalake, menyampaikan apresiasi kepada seluruh instansi yang telah memperhatikan NTT pada khususnya.
“Saya apresiasi kepada Kemenko Marves dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pertamina, perusahaan BUMN dan swasta, yang telah memberikan perhatian besar pada upaya rehab mangrove khususnya di NTT, karena kita ketahui hutan mangrove memiliki fungsi penting dari aspek ekologi, ekonomi maupun mendukung kehidupan sosial budaya masyarakat. Ekosistem ini habitat penjaga bagi kehidupan, baik di daratan, perairan laut, dan menjaga kualitas atmosfer dari polusi karbon,” pungkasnya.
Harapannya, rehabilitasi mangrove di NTT ini dapat mengajak masyarakat luas untuk lebih aktif mencintai lingkungan dan melakukan aksi peduli lingkungan, sehingga pada akhirnya dapat membantu peningkatan kualitas lingkungan hidup dan juga kualitas hidup masyarakat.