Kanada memutuskan untuk memulihkan pendanaan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Keputusan tersebut diumumkan pada Jumat (8/3) setelah beberapa minggu lalu negara itu bersama 15 negara lainnya sempat menghentikan sementara pendanaannya.
“Kanada melanjutkan pendanaannya ke UNRWA sehingga lebih banyak yang bisa dilakukan untuk menanggapi kebutuhan mendesak warga sipil Palestina,” kata Menteri Pembangunan Internasional Kanada, Ahmed Hussen.
Meski begitu, Kanada, akan tetap menanggapi tuduhan Israel terhadap beberapa staf UNRWA yang diduga terlibat dalam serangan Hamas pada Oktober lalu.
"Kami dengan sangat serius akan menindaklanjuti tuduhan itu, dan kami akan tetap berhubungan erat dengan UNRWA dan PBB untuk menindaklanjutinya dalam hal akuntabilitas dan reformasi," sambungnya, dikutip
New Arab, Sabtu (9/3).
Kasus ini bermula dari tuduhan Israel yang menduga 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan terhadap Israel pada Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera di Gaza.
Selain itu, Israel juga menuduh bahwa 450 pegawai UNRWA merupakan anggota kelompok Palestina di Gaza.
Meskipun Israel belum memberikan bukti konkret, namun akibat tuduhan tersebut lebih dari selusin negara, termasuk Kanada, telah menangguhkan pendanaan untuk UNRWA senilai sekitar 450 juta dolar (Rp6,9 triliun), atau hampir setengah dari anggaran tahunan badan tersebut.
UNRWA membantah tuduhan tersebut dan menuduh Israel melakukan penahanan dan menggunakan penyiksaan serta perlakuan buruk untuk memaksa mereka memberikan pengakuan palsu tentang hubungan antara UNRWA, Hamas dan serangan 7 Oktober lalu.