Berita

Hafif Assaf (tengah) bersama Jajaran Pengurus DPP Relawan ProGib Nusantara/Ist

Politik

ProGib Nusantara Komentari Film Dirty Vote: Lebih Tepat Dirty Propaganda

RABU, 14 FEBRUARI 2024 | 02:40 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Ketua Umum Relawan ProGib Nusantara (PGN), Hafif Assaf menanggapi film dokumenter “Dirty Vote” yang membuat gaduh masyarakat menjelang hari H Pemilu yang jatuh pada Rabu (14/2).

Hafif menyampaikan hal ini, pada saat ditanya awak media setelah acara doa bersama dengan para relawan dan anak yatim di basecamp Relawan ProGib Nusantara di Pejaten, Jakarta Selatan. Acara ini bertujuan untuk mendoakan agar pemilu 2024 bisa berjalan aman dan damai, serta menghasilkan yang terbaik untuk Bangsa Indonesia.

Menanggapi beredarnya dokumenter “Dirty Vote”, Hafif melihat secara tidak lansung adanya indikasi kepentingan untuk membuat kegaduhan di akar rumput serta ditenggarai potensi adanya kepentingan elektoral agar dapat menguntungkan Paslon tertentu, dikarenakan dokumentasi ini di tayangkan pada masa tenang Pilres 2024. Jika berlanjut terus hal seperti ini, dapat membuat gaduh dan sepertinya berupaya mendelegitimasi proses pemilu yang sedang berjalan.


“Kami menghargai perihal ini sebagai salah satu bentuk ekspresi kebebasan mengeluarkan pendapat, itu sah-sah saja. Akan tetapi yang kami sayangkan, ‘kliping dokumentasi’ yang mereka namakan sebagai film ini, bisa menimbulkan kegaduhan di akar rumput karena di keluarkan di masa tenang,” kata Hafif dalam keterangannya, Selasa malam (13/2).  

“Narasi-narasi yang disampaikan cenderung menggiring suatu kesimpulan yang mendelegitimasi pemilu 2024, mempertanyakan akuntabilitas pemerintahan Pak Jokowi saat ini dan dapat merugikan paslon tertentu” ujar Hafif.

“Kami melihat ini lebih tepat sebagai Dirty Campaign atau Dirty Propaganda, lewat pembangunan narasi-narasi yang disampaikannya. Narasinya disusun terencana dan dikeluarkan sesuai rencana, di waktu yang tepat, agar dapat menguntungkan elektoral paslon tertentu,” tambah Hafif

Oleh karena itu, Hafif menghimbau agar masyarakat bisa melihat ini dengan jernih dan objektif, tetap optimis dan tidak ragu untuk tetap datang ke TPS esok hari untuk merayakan pesta demokrasi dengan mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemilu dan menyampaikan aspirasinya di bilik-bilik suara yang ada.

“Terpenting, mari kita semua terus menjaga Pemilu yang jujur dan adil sebagaimana amanat undang-undang dan kita selesaikan pesta demokrasi ini. Kita sampaikan aspirasi politik kita semua di bilik suara yang ada, agar pembangunan kita tetap berlanjut, keberlanjutan estafet kepemipinan dapat terjadi dan Indonesia Emas bisa dicapai pada tahun 2045 nanti,” pungkas Hafif.

Seraya dengan Hafif, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Habiburokhman juga meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan narasi dalam film dokumenter itu.

“Kami menyarankan kepada rakyat untuk tidak terhasut, serta tidak terprovokasi oleh narasi penggiringan opini dalam film tersebut, serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang berpotensi melanggar hukum. Kita harus pastikan Pemilu 2024 berlangsung damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil),” tutur Habib.

Dirty Vote yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono merupakan sebuah karya jurnalistik dokumenter dari tiga pakar hukum tata negara yang viral dan menjadi pembahasan publik setelah diluncurkan pada hari senin yang lalu (11/2).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

PIP Berubah Jadi Kartu Undangan Kampanye Anggota DPR

Senin, 15 Desember 2025 | 06:01

Perpol versus Putusan MK Ibarat Cicak versus Buaya

Senin, 15 Desember 2025 | 05:35

Awas Revisi UU Migas Disusupi Pasal Titipan

Senin, 15 Desember 2025 | 05:25

Nelangsa Dipangku Negara

Senin, 15 Desember 2025 | 05:06

Karnaval Sarendo-Rendo Jadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 04:31

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

Senin, 15 Desember 2025 | 04:28

Korupsi di Bandung Bukan Insiden Tapi Tradisi yang Dirawat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:10

Rektor UI Dorong Kampus Ambil Peran Strategis Menuju Indonesia Kuat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:06

Hutan Baru Dianggap Penting setelah Korban Tembus 1.003 Jiwa

Senin, 15 Desember 2025 | 03:31

Jangan Keliru Tafsirkan Perpol 10/2025

Senin, 15 Desember 2025 | 03:15

Selengkapnya