Berita

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan kerja ke Pasar Bunta di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah/Ist

Politik

El Nino Sebabkan Panen Terlambat, Zulhas Ungkap Solusi Stabilisasi Harga Pilihan Alternatif Beras

SELASA, 13 FEBRUARI 2024 | 17:04 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga beras belakangan ini. Terlebih, fenomena El Nino menjadi salah satu sebab keterlambatan panen yang berdampak pada harga beras.  

Begitu dikatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan kerja ke Pasar Bunta di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Selasa (13/2).

"Memang kita ini terlambat panen, perubahan iklim El Nino yang biasanya tahun lalu September sudah hujan, tidak hujan. Jadi tanamnya mundur, panennya mundur," ujar Zulhas.

Zulhas mengatakan perkiraan panen raya akan terjadi pada bulan Maret-Mei mendatang. Hal ini menyebabkan Indonesia mengalami keterbatasan pasokan beras.

Sebagai solusi menunggu masa panen, kata Zulhas, alternatif beras premium yang tengah naik harganya, masyarakat bisa membeli beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. Harga beras ini lebih terjangkau, tetapi juga memiliki kualitas yang bagus.

"Harga beras sekarang naik, kita sekarang besar-besaran bantu masuk ke pasar ibu-ibu, yang namanya SPHP, beras dari Bulog," ucapnya.

Lebih lanjut, Zulhas mengungkapkan agar para pedagang siap menjual beras SPHP maka beras SPHP akan ditambah subsidinya untuk untung pedagang dari Rp200 menjadi Rp500 per kilogram.

Selain itu, pemerintah memberikan Rp210 per kilogram untuk ongkos timbang dan pengemasan beras. Jika pedagang diharuskan menimbang sendiri jumah beras yang diinginkan karena pengemasan beras per 5 kg memakan waktu.

Hal ini, lanjut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini, diharapkan dapat membantu menambah keuntungan pedagang, sehingga pedagang tidak akan dirugikan.

Kemudian, jatah beras SPHP untuk masuk pasar akan ditambah dari 150 ribu-200 ribu ton menjadi 250 ribu ton per bulan.

Dia juga menyebut untuk menjaga cadangan beras dalam negeri Pemerintah juga sudah melakukan impor beras. Akan tetapi Zulhas memastikan impor tersebut tidak akan merugikan petani karena dilakukan sebelum masa panen.

"Tetapi jangan khawatir pemerintah sudah melakukan impor banyak (untuk cadangan). Dulu kalau impor itu merugikan petani, kalau sekarang enggak," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya