Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Muryanto Amin saat memberi sambutan pada pemaparan diseminasi hasil penelitian “Persepsi Pemilih Pemula, Gen Z di Sumatera Utara terhadap Hak Pilih dan Politik Uang untuk tahun politik 2024” Pusat Kajian Anti Korupsi (PKAK) Fakultas Hukum USU di Hotel Grandika, Medan, Senin (12/2/2024)/RMOLSumut
Indonesia emas 2045 merupakan proses yang akan terwujud lewat konsolidasi demokrasi yang baik.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Muryanto Amin saat memberi sambutan pada pemaparan diseminasi hasil penelitian “Persepsi Pemilih Pemula, Gen Z di Sumatera Utara terhadap Hak Pilih dan Politik Uang untuk tahun politik 2024” Pusat Kajian Anti Korupsi (PKAK) Fakultas Hukum USU di Hotel Grandika, Medan, Senin (12/2/2024).
“Kajian mengenai generasi z ini menjadi penting menjawab apakah konsolidasi demokrasi kita akan berlanjut atau jalan ditempat,” kata Muryanto.
Rektor yang akrab disapa Mury ini menjelaskan Indonesia Emas 2045 merupakan target jangka panjang yang disusun oleh pemerintah lewat berbagai program.
Namun dalam perjalanannya, program-program ini baru akan berjalan baik jika konsolidasi demokrasi berjalan dengan baik juga.
Konsolidasi demokrasi yang dimaksudkan Mury yakni sebuah situasi dimana ditemukan sebuah penghargaan yang penuh terhadap seluruh hak suara individu dalam menentukan pemimpin.
“Di Amerika, konsolidasi demokrasi ini baru benar-benar jalan setelah berlangsung sekitar 100 tahun. Kita ingin Indonesia tidak sampai 100 tahun baru konsolidasi demokrasi ini beres,” ungkapnya.
Dalam ilmu politik kata Mury, hal yang selalu menarik adalah antara
politik is an art dan politik is a scicene. Dalam hal orang merekayasa sesuatu untuk kepentingan pribadi atau demokrasi menurutnya merupakan bagian dari politik
is an Art atau politik sebagai sebuah seni. Jika ini lama-lama terjadi dan dibicarakan maka ini menjadi sebuah
science atau ilmu pengetahuan, pola bahkan menjadi sebuah teori.
“Ironisnya orang akan malas belajar etika dan filsafat politik. Padahal antara art dan science itulah ada etika politik yang jika tidak dipelajari menjadi bahaya. Etika politik akan membuat batasan antara
politik as an Art dengan
politik as Science,” ujarnya.
Dengan begitu kata Mury, jika dalam penelitian yang dilakukan oleh PKAK Fakultas Hukum ini menemukan generasi Z masih terlihat
money politik. Maka, Indonesi emas 2045 menjadi hal yang sulit diwujudkan.
“Kalamu generasi Z mau menerima uang untuk memilih artinya masih ada persoalan. Konsolidasi demokrasi itu masih panjang dan Indonesia Emas 2045 masih sulit,” demikian Prof Muryanto Amin.
Diseminasi hasil penelitian “Persepsi Pemilih Pemula, Gen Z di Sumatera Utara terhadap Hak Pilih dan Politik Uang untuk tahun politik 2024” ini dibawakan oleh Dr Mahmul Siregar sebagai moderator. Sementara sejumlah pengamat seperti Nazir Salim Manik, Dr Idra Fauzan dan Puteh Ibrahim menjadi penanggap.