Berita

Pakar hukum tata negara Fahri Bachmid/Net

Politik

Pakar Hukum: Putusan DKPP Tidak Pengaruhi Posisi Pencapresan Prabowo-Gibran

SENIN, 05 FEBRUARI 2024 | 22:24 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang memberikan sanksi peringatan keras kepada KPU atas pelanggaran kode etik, tidak berpengaruh pada pencapresan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Begitu pandangan pakar hukum tata negara Fahri Bachmid. Kata dia, status Gibran sebagai cawapres 2024 tetap konstitusional dan legitimate.

"Putusan DKPP tidak mempunyai implikasi konstitusional serta hukum apa pun terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka," ujar Fahri kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/2).

Adapun DKPP menjatuhkan sanksi peringatan keras terakhir kepada Ketua KPU Hasyim Asyari karena melanggar kode etik terkait proses pendaftaran capres-cawapres setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan perubahan syarat batas usia peserta Pilpres 2024.

Terkait putusan MK, dijelaskan Fahri, terdapat dua konteks. Pertama, status konstitusional KPU sebagai subjek hukum yang memiliki legal obligation untuk melaksanakan perintah pengadilan, yaitu Putusan MK Nomor 90/PUU- XXI/2023, pada 16 Oktober 2023.

Kedua, dalam melaksanakan putusan MK, DKPP menganggap tindakan KPU tidak sesuai dengan tata kelola administrasi tahapan pemilu, sehingga berkonsekuensi terjadi pelanggaran etik.

DKPP dalam pertimbangan hukumnya berpendapat bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 adalah produk hukum yang mengikat bagi KPU selaku pemangku kepentingan.

Hal ini sesuai dengan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 dan ditegaskan dalam Putusan MK Nomor 49/PUU-IX/2011 yang menyatakan bahwa MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

"Putusan MK bersifat final dan mengikat umum. Putusan MK derajatnya sama seperti undang-undang yang harus dan wajib dilaksanakan oleh negara, seluruh warga masyarakat, dan pemangku kepentingan yang ada," urai Fahri.

Apalagi, kata Fahri, DKPP dalam putusannya, juga mengutip pertimbangan hukum Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 soal syarat capres dan cawapres berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah dan putusan MK tersebut berlaku pada Pemilu 2024.

Menurutnya, DKPP membenarkan KPU selaku subjek hukum tata negara memiliki kewajiban konstitusional untuk melaksanakan putusan MK sebagaimana mestinya.

"Jadi, dari aspek hukum tata negara tindakan KPU menindaklanjuti Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 dalam pencalonan peserta Pemilu 2024 adalah tindakan yang sudah sesuai dengan konstitusi," tuturnya.

Hanya saja, kata Fahri, DKPP menilai tindakan KPU selaku teradu tidak sejalan dengan tata kelola administrasi tahapan pemilu dalam melaksanakan putusan MK.

Menurut DKPP, kata dia, KPU seharusnya segera menyusun rancangan PKPU 19/2023 tentang Pencalonan Peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebagai tindak lanjut Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023.

"Pada hakikatnya, itu merupakan ranah etik yang tentunya dapat dinilai secara etik sesuai Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu 2/2017 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Penyelenggara Pemilu," pungkasnya.

Populer

Rektor UGM Ditantang Pamerkan Ijazah Jokowi

Selasa, 18 Maret 2025 | 04:53

Indonesia Dibayangi Utang Rp10 Ribu Triliun, Ekonom Desak Sri Mulyani Mundur

Jumat, 14 Maret 2025 | 12:40

KPK Kembali Panggil Pramugari Tamara Anggraeny

Kamis, 13 Maret 2025 | 13:52

Ijazah Palsu Jokowi Bisa Terungkap dalam Hitungan Detik

Jumat, 21 Maret 2025 | 00:23

KPK Didesak Segera Proses Laporan Dugaan Gratifikasi Gubernur Sumsel Herman Deru

Senin, 17 Maret 2025 | 14:09

Ekonom: Hary Tanoe Keliru Bedakan NCD dan ZCB

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:53

Wamenaker Bohongi Publik terkait Sritex

Rabu, 19 Maret 2025 | 23:35

UPDATE

Meutya Hafid Buka Suara Soal Teror Kepala Babi, Dukung Proses Hukum

Jumat, 21 Maret 2025 | 21:32

Jetstar Asia Mulai Layani Penerbangan Langsung Singapura-Labuan Bajo

Jumat, 21 Maret 2025 | 21:24

Belum Ketemu Megawati, Jokowi: Hubungan Kami Hangat Betul

Jumat, 21 Maret 2025 | 21:14

Nyonya Coet Hadirkan Citarasa Khas Nusantara dengan Konsep Cloud Kitchen

Jumat, 21 Maret 2025 | 20:42

Raja Juli Lantik Pati Polri jadi Pejabat Tinggi Kemenhut

Jumat, 21 Maret 2025 | 20:28

Kemenkop Dorong Koperasi Multi Pihak Perkuat Ekonomi Nasional

Jumat, 21 Maret 2025 | 19:54

Lapor ke Bareskrim, Pemred Tempo Bawa Bukti CCTV Dugaan Teror Kepala Babi

Jumat, 21 Maret 2025 | 19:28

Sobat Aksi Ramadan PalmCo Tebarkan Kebaikan di Masjid dan Ponpes

Jumat, 21 Maret 2025 | 19:21

PT PJS Kena SP1 Buntut Tidak Ada Sijil Awak Kapal

Jumat, 21 Maret 2025 | 19:15

MBG Dilirik Negara Lain, Prabowo: Saya Disurati Pemimpin Dunia Mau Pada Belajar

Jumat, 21 Maret 2025 | 19:12

Selengkapnya