Berita

Kabinet Indonesia Maju/Net

Politik

Bisa Bernasib seperti Soeharto, Jokowi Dkk Jangan Melawan Rakyat!

MINGGU, 04 FEBRUARI 2024 | 08:14 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo dan kawan-kawannya disarankan untuk tidak menantang dan melawan rakyat setelah adanya banyak civitas akademika yang menyampaikan petisi dan keprihatinan kepemimpinan Jokowi.

Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi banyaknya petisi yang disampaikan dari civitas akademika, mulai dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (Unand), hingga Universitas Hasanuddin (Unhas).

"Kelima akademika kampus besar itu layangkan petisi dan keprihatinan atas penyimpangan pelaksanaan dan pengelolaan negara yang menyimpang dari moral, etika, melawan demokrasi dan memperkosa konsitusi," kata Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/2).

Kelima akademika kampus besar Indonesia itu, kata Muslim, mengingatkan praktik pengelolaan kenegaraan yang jauh dari kenegarawan. Para civitas akademika berbagai kampus terkemuka menyuarakan situasi tekanan terhadap demokrasi, moral dan etika dan pelanggaran konsitusi yang di alami bangsa dan negara ini.

"Sangat ironi kalau setelah suara civitas akademik dilontarkan bukannya para penyelenggara negara merubah dan memperbaiki jalan pemerintahan, malah seolah menantang suara para civitas  akademika itu," terang Muslim.

Sikap menantang itu, kata Muslim, dapat terlihat dari pernyataan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu ini.

"Belum lagi sejumlah menteri lainnya di kabinet seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri investasi Bahlil Lahadalia, terekam sedang gencar mendukung salah satu paslon," kata Muslim.

Apalagi, kata Muslim, Presiden Jokowi secara terus terang akan kampanye dan menyerukan pemihakan terhadap capres tertentu.

Tindakan Jokowi itu, kata Muslim, ibarat aransemen dan sedang menabuh genderang komando agar semua instrumen penguasa dari menteri Kabinet dan seluruh jajarannya ditambah dengan kepala-kepala daerah wajib mendukung paslon di mana putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapresnya Prabowo Subianto.

"Tindakan Presiden Jokowi itu melanggar konstitusi, merusak demokrasi dan menghidupkan politik dinasti dan nepotisme yang telah di kubur dalam-dalam sejak Reformasi 1998," kata Muslim.

Jika peringatan para civitas akademika dari lima kampus besar itu tidak diindahkan kata Muslim, bisa berakibat fatal. Bisa jadi, rezim Jokowi akan bernasib seperti Presiden Soeharto.

"Sekali lagi, Jokowi dan kawan-kawannya jangan menantang dan melawan rakyat. Tidak ada sejarah penguasa bertahan lama jika berhadapan dengan rakyat," pungkas Muslim.



Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya