Berita

Budayawan sekaligus politikus senior Eros Djarot?Rep

Politik

Eros Djarot: Jangan Gara-gara Pemilu Marwah Bangsa Dikorbankan

SENIN, 29 JANUARI 2024 | 06:12 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Budayawan sekaligus politikus senior Eros Djarot menyoroti kondisi jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024.

Mulai dari masalah Gibran Rakabuming Raka, isu satu putaran hingga potensi chaos dikupas Eros saat podcast bersama mantan Ketua KPK Abraham Samad.

“Begitu Jokowi sodorkan Gibran, ini bukan masalah politik lagi, ini masalah peradaban. Sudah Nggak usah panjang-panjang lah bahas Gibran,” ucap Eros dikutip Kantor Berita Politik RMOL dari kanal Youtube Abraham Samad SPEAK UP, Senin (29/1).


Menurut dia, selain mengenal hukum positif, Indonesia juga mengenal hukum alam dan ilahiah. Sambungnya, saat ini sudah ada tanda-tanda alam yang membuktikan kondisi Indonesia yang tidak baik-baik saja.
 
“Hukum positif bisa dilanggar, tapi hukum alam diperlihatkan dalam debat kemarin. Beradab nggak dia (Gibran). Saya nggak yakin itu, penasihatnya nanti (bilang) kamu harus songong gitu. Tapi alam yang mendorong dia menjadi songong,” jelasnya.
 
Dengan begitu, dia justru kasihan melihat Gibran yang seakan hanya menjadi alat pelampiasan dari hasrat politik Jokowi.

“Jadi sekarang tidak usah mempersoalkan Gibran, kita persoalkan bapaknya. Kok tega amat sih Pak Jokowi, katanya cinta Indonesia, atau cinta legacy-nya? Yang kita bangun ini legacy Indonesia, bukan legacy-nya Pak Jokowi,” beber dia.

Lanjut dia, kondisi ini sangat membahayakan kehidupan bangsa dan negara. Hal itu ditandai dengan dijadikannya hukum sebagai alat politik.

Masih kata Eros, saat ini kubu Prabowo-Gibran yang disponsori Jokowi sedang mengusung Pilpres satu putaran. Ungkap Eros, kondisi ini mengancam terjadinya chaos di masyarakat.

“Nggak usah lah nge-push satu putaran. Siapapun yang nge-push satu putaran dia nggak cinta Indonesia, kenapa? Konflik horizontalnya tinggi. Karena benihnya ditanamkan. Terjadi konflik sosial yang tidak bisa dihindari,” bebernya lagi,
 
“Saya takut kalau chaos. Kalau revolusi itu kan ada konsepnya, tapi kalau chaos, tidak ada. Nah ini desainnya chaos. Saya Ingatkan ke Pak Jokowi, Pemilu itu bukan tujuan akhir. Pemilu itu hanya sasaran antara untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Masak gara-gara Pemilu, dikorbankan marwah bangsa ini,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya