Berita

Presidium Perhimpunan Aktivis 98 (PA 98) Agung Nugroho/Ist

Publika

Greenflation Versi Gibran Sesimpel Itu?

OLEH: AGUNG NUGROHO
SELASA, 23 JANUARI 2024 | 23:15 WIB

DEBAT cawapres kedua kembali diwarnai dengan lontaran istilah asing. Cawapres Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat kedua tersebut melontarkan istilah greenflation atau green inflation yang merupakan istilah baru dalam ekonomi global yang berhubungan dengan krisis energi.

Namun sayangnya, seperti debat cawapres pertama, Gibran lagi-lagi hanya sebatas melontarkan istilah dan lagi-lagi dalam penjelasannya tidak tepat sama sekali. Hal ini jelas menunjukan bahwa Gibran hanya sebatas menghafal dan tidak memahami sama sekali apa yang dia lempar.

Untuk menutupi ketidakpahamannya itu, karena di luar teks yang
dia hafal maka Gibran melakukan atraksi yang melecehkan lawan debatnya.

Tepat apa yang dikatakan Anies Baswesan setelah usai debat cawapres, di mana Anies mengatakan "jika orang menguasai subtansinya maka dia tidak akan melakukan atraksi tapi menjelaskan secara detail".  

Atraksi Gibran yang hanya untuk menutupi ketidakpahamannya dengan apa yang dilempar dalam debat, langsung dijawab oleh Mahfud MD dengan perkataan "Pertanyaan recehan tidak perlu dijawab".

Atraksi Gibran tersebut juga menuai sentimen negatif dari netizen di aplikasi media sosial X. Drone Emprit menganalisa hasil debat cawapres kedua melalui analisa sentimen negatif netizen.

Hasilnya menunjukan angka sentimen negatif terhadap Gibran sangat tinggi yaitu 60%, Mahfud 12%, dan Muhaimin paling kecil sentimen negatifnya yaitu 6%.

Tingginya angka sentimen negatif ini tentu merepotkan tim pemenangan paslon no urut 02 yang harus berkeringat meluruskan dan menjelaskan apa yang dilontarkan Gibran soal greeflation atau green inflation itu adalah pertanyaan mahal dan ilmiah, bukan pertanyaan receh yang disebut Mahfud MD.

Bekas Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko, yang kadernya hilang diculik karena melakukan perlawanan terhadap militer penyokong kekuasaan Orde Baru pun ikut mengklarifikasi soal greenflation yang tidak dijelaskan secara detail oleh Gibran.

Budiman Sudjatmiko dalam satu tayangan video menyatakan "Greenflation istilah baru dalam ekonomi. Kalau nggak ngerti jangan sebut 'receh'. Greenflation merujuk pada kenaikan harga dan krisis tenaga kerja yang terjadi seiring dengan transisi ramah lingkungan."

Sayangnya Gibran bukan Budiman Sudjatmiko yang mampu menjelaskan greenflation dengan jelas. Dalam debat cawapres kedua, Gibran hanya mengatakan "Greenflation itu, kita kasih contoh yang simpel saja. Demo rompi kuning di Prancis. Bahaya sekali, sudah memakan korban. Ini yang harus diantisipasi, jangan sampai terjadi di Indonesia".

Gibran hanya mampu menyebut greenflation, namun tidak mampu
memberi penjelasan yang komprehensif, justru malah menerangkan soal green jobs.

Di sini kita bisa melihat bahwa Gibran juga tidak memahami secara subtansi apa yang dimaksud dengan greenflation.  

Pada dasarnya, greenflation sendiri merupakan istilah yang menggambarkan naiknya harga barang-barang ramah lingkungan akibat tingginya permintaan terhadap bahan bakunya dan tingginya biaya pengolahan bahan baku menjadi energi hijau, namun pasokannya tak mencukupi. Sehingga terjadi inflasi imbas dari transisi energi itu.

Mengadaptasi metode produksi dengan teknologi rendah karbon yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca. Di satu sisi memerlukan investasi besar dan mahal yang akan meningkatkan biaya marjinal setiap unit yang diproduksi dalam jangka pendek dan di sisi lain, penggunaan energi dari bahan yang lebih langka dan karena itu lebih mahal.

Hal ini akan menciptakan tekanan ke atas pada harga. Namun, transisi energi tidak selalu menimbulkan inflasi atau greenflation. Ada salah satu paper dari European Bank yang membahas mengenai hal itu. Di paper itu dijawab tidak selalu demikian (transisi energi menimbulkan inflasi).

Mengenai demo rompi kuning di Prancis pun Gibran tidak memahami demo tersebut. Demo yang terjadi pada 17 November 2018  tersebut bukan dipicu oleh greenflation tapi dipicu oleh sistem pajak yang memberatkan, dan tidak sepadan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Kenaikan tersebut terjadi karena Pemerintah Prancis menaikan pajak bahan bakar hingga 0.029 Euro per liter. Menurut Presiden Emmanuel Macron, Prancis perlu melakukan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menaikan pajaknya.

Kondisi ini malah justru menyebabkan inflasi dan memicu kenaikan biaya hidup masyarakat secara signifikan.


Penulis adalah Presidium Perhimpunan Aktivis 98 (PA 98)

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya