Aplikasi desain buatan perusahaan perangkat lunak Australia, Canva, hampir menyelesaikan penjualan saham yang diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 1,5 miliar dolar AS.
Menurut orang-orang yang mengetahui transaksi tersebut, penjualan saham oleh sekelompok investor termasuk karyawan saat ini dan mantan karyawan perusahaan swasta tersebut akan memberi nilai bagi perusahaan sekitar 26 miliar dolar AS.
"Canva bekerja sama dengan Goldman Sachs Group dalam putaran ini, meskipun tidak mengumpulkan modal baru," kata sumber, seperti dikutip dari
Bloomberg, Senin (22/1).
Sumber yang meminta tidak disebutkan namanya itu juga mengatakan Canva menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari 2 miliar dolar AS pada tahun 2023.
"Pertimbangan sedang berlangsung dan rinciannya mungkin berubah," kata sumber tersebut.
Putaran ini terjadi ketika Canva meningkatkan persaingan dengan Adobe, di mana kedua perusahaan tersebut memperkenalkan fitur kecerdasan buatan pada tahun lalu.
Adobe, yang telah lama menjadi pembuat perangkat lunak yang dominan untuk para profesional grafis, mengalami kegagalan pada bulan Desember dalam kesepakatan senilai 20 miliar dolar AS untuk mengakuisisi Figma, pembuat perangkat lunak serupa.
Platform Canva telah mendapatkan popularitas di kalangan perusahaan kecil dan Gen Z sejak diluncurkan pada tahun 2013. Perusahaan besar FedEx, Starbucks, dan Zoom termasuk di antara perusahaan yang telah menggunakan platform ini.
Menurut catatan Canva, perusahaannya sejauh ini telah memiliki 170 juta pengguna aktif bulanan di 190 negara, menurut perusahaan. Pendukungnya termasuk Franklin Templeton, Bessemer Venture Partners, dan Blackbird Ventures.
Baik Canva maupun Goldman Sachs menolak mengomentari informasi terbaru.