Aktivis Natalius Pigai/Ist
Kekuatan militer Indonesia dinilai mengalami peningkatan signifikan selama Prabowo Subianto menjabat Menteri Pertahanan RI.
Aktivis Natalius Pigai mengatakan, peningkatan tersebut terlihat pada tren data organisasi internasional pengelola data militer dunia bernama Global Firepower.
Data Global Firepower, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dunia dengan 0,2804 poin di tahun 2019. Angka ini kemudian naik di era Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang menjabat sejak tahun 2020.
"Pak Prabowo menjadi Menhan, tahun 2022 kekuatan militer Indonesia (berada) di posisi top 15 dunia dengan nilai 0,2251," kata Natalius Pigai dalam sebuah video yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (9/1).
Posisi ini kembali naik di tahun 2023. Tercatat, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 13 dengan poin 0.2261.
"Dengan Indonesia masuk sebagai kekuatan militer di dunia posisi 13, ini menunjukkan Prabowo berprestasi," tegas Pigai.
Pigai mengurai, kekuatan militer Indonesia ditopang dengan kualitas dan kuantitas personel militer. Lalu keuatan alutsista yang melampaui
minimum essential force atau batas minimal kekuatan militer dalam sebuah negara.
Faktor ketiga adalah peningkatan anggaran, dan keempat strategi visi misi, baik itu kekuatan strategi simetris maupun asimetris," jelas Pigai.
Merujuk data tersebut, Pigai menganggap pernyataan Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dalam debat Capres Minggu malam (7/1) terbantahkan.
"Apa yang disampaikan Pak Ganjar terbantahkan," tandasnya.
Dalam debat Capres 2024, Ganjar mengatakan Global Militarisation Index mengalami penurunan berdasarkan Bonn International Centre for Conflict Studies.
"Global Militarisation Index kita, sumbernya Bonn International Centre for Conflict Studies, turun. Kapabilitas militer kita, dari Lowy Institute Asia Power Index, turun. Proporsi anggaran pertahanan kita, sumbernya IISS Military Balance Plus, turun," kata Ganjar saat sesi tanya jawab dalam debat Capres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).