Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan/RMOL
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan dalam debat ketiga capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (7/1) lalu, memberikan skor 11 dari 100 terhadap kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Hal tersebut dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap Menteri Pertahanan RI sekaligus Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto.
“Dengan pernyataan itu, Anies tidak layak menjadi Presiden. Pernyataan itu sudah melecehkan seluruh jajaran Kemhan, tidak berdasarkan data dan tidak objektif,” kata Anggota Dewan Pakar Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (8/1).
Menurut BHS akrab disapa, Prabowo telah membawa kemajuan saat menjadi Menteri Pertahanan. Hal itu juga diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dunia internasional.
Lanjut dia, pernyataan Anies juga melukai tiga matra TNI yang berada di bawah Kemenhan.
“Kalau nilainya 11 (dari 100), mereka (3 matra TNI) termasuk yang prestasinya jelek sekali, ini sangat tidak pantas disampaikan oleh Anies,” terang BHS.
Caleg DPR RI Gerindra Dapil Jawa Timur I itu mengungkapkan alasan Anies tidak pantas menjadi presiden karena tidak bisa melihat suatu prestasi kementerian.
“Kalau sebagai presiden dia tidak bisa melihat prestasi kementerian yang ada di bawahnya. Ini orang yang tidak layak menjadi presiden,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam debat capres, Anies menyebut bahwa skor 5,0 untuk kinerja Kemenhan masih terlalu tinggi.
“Karena itu menurut saya, skornya justru di bawahnya Mas Ganjar, kalo lima itu ketinggian Pak Ganjar, terima kasih,” kata Anies.
Menanggapi hal itu, Ganjar pun meminta Anies untuk memberikan skor pasti tentang kinerja Kemenhan.
“Mas Anies gak usah takut. Disebut saja angkanya berapa, kayak saya gitu loh. Jangan di bawah lima. Sebut saja angkanya berapa?” tanya Ganjar.
“11, Mas. Dari 100,” timpal Anies.
“Ini sedikit ngajari, Mas Anies. Biar berani,” demikian Ganjar sambil tersenyum.