Filleh mint Chahid mint Laaroussi/Net
Front Polisario dilaporkan menculik seorang gadis di Kamp Tindouf, Aljazair. Gadis nahas tersebut adalah Filleh mint Chahid mint Laaroussi yang telah diadopsi sebuah keluarga asal Spanyol.
Laaroussi diculik saat mengunjungi keluarganya di kamp Tindouf. Laaroussi nekat pergi di kamp yang telah dikuasai Polisario itu setelah sebelumnya dilarang orang tua angkatnya.
"Gadis Sahrawi yang diadopsi oleh keluarga Spanyol ditahan secara paksa oleh Polisario setelah mengunjungi keluarga mereka di Kamp Tindouf," demikian laporan yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/1).
Laaroussi dilarang kembali ke keluarga angkat di Spanyol karena diduga dokumen perjalanannya dihancurkan oleh orang tua kandung atas perintah Polisario. Akibatnya, ia terpaksa tinggal di Kamp Tindouf.
Mendengar anak angkatnya diculik, keluarga di Spanyol lantas meminta bantuan seorang Sahrawi bernama Hammada ould Essaleh. Melalui orang tersebut, Laaroussi berhasil dibawa ke Konsulat Spanyol di Oran, Aljazair.
"Laaroussi berada di sana sejak Rabu 3 Januari 2024 dengan harapan bisa dipulangkan ke Spanyol," demikian laporan tersebut.
Kasus ini bukan satu-satunya penahanan Polisario terhadap para gadis Sahrawi yang diadopsi oleh keluarga Spanyol.
Sebelum dialami Laaroussi, peristiwa serupa juga dialami anak-anak lain, antara lain Nadjiba Mohamed Belkacem, Elkouria Badbad Hafed, Maloma Morales de Matos, dan Darya Embarek Selma termasuk di antara gadis-gadis muda yang dilarang kembali ke Spanyol.