Berita

Ilustrasi/Net

Otomotif

Buntut Skandal Uji Keselamatan, Daihatsu Diprediksi Rugi Rp10,7 Triliun

SABTU, 06 JANUARI 2024 | 08:55 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Imbas dari terungkapnya skandal uji keselamatan yang dilakukan Daihatsu Motor selama lebih dari 30 tahun, telah membuat produsen mobil Jepang itu diprediksi menghadapi kerugian sebesar 700 juta dolar atau senilai Rp10,7 triliun.

Kerugian itu ditaksir menyusul adanya penghentian produksi dan pengiriman mobil Daihatsu dan Toyota di Jepang, serta pemberian kompensasi kepada ratusan pemasok komponen, yang diperkirakan akan menyebabkan dampak finansial serius pada perusahaan karena hilangnya pendapatan.

Selain itu, perusahaan juga diprediksi akan mengeluarkan uang untuk investigasi dan kembali melakukan tes keselamatan untuk sejumlah model.

Analis Senior Tokai Tokyo Research Institute, Seiji Sugiura, memperingatkan bahwa kerugian Daihatsu bisa mencapai 100 miliar yen atau lebih, yang jika terjadi, akan menjadi kerugian pertama bagi perusahaan itu dalam 30 tahun terakhir.

"Tergantung pada skala kompensasi, kerugian Daihatsu dapat mencapai 100 miliar yen atau lebih," kata Analis Senior Tokai Tokyo Research Institute, Seiji Sugiura, dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (6/10).

Daihatsu dan Toyota sendiri telah berkomitmen untuk memberikan kompensasi kepada 423 pemasok yang terkait langsung dengan produk-produk di Jepang, 4.000 perusahan tier-2 dan tier-3, serta 1.000 perusahaan lain yang berbisnis dengan Daihatsu.

Skandal ini mengingatkan pada dampak serupa yang pernah dialami produsen mobil Jepang lainnya, seperti Hino Motors dan Mitsubishi Motors, dalam beberapa tahun terakhir.

Anak perusahaan Toyota tersebut melaporkan kerugian bersih sebesar 117,6 miliar yen pada tahun fiskal lalu akibat memalsukan data emisi dan efisiensi bahan bakar.

Selain itu, Mitsubishi Motors juga mencatat kerugian bersih sebesar 198,5 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2017, karena telah memalsukan data tentang tingkat penggunaan bahan bakar produk mereka.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

UPDATE

Respons Dedi Mulyadi soal Penggeledahan di Rumah Ridwan Kamil

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:30

Bakamla Gagalkan Penyelundupan 60 Ribu Ekor Baby Lobster Senilai Rp1 Miliar

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:12

Lonjakan Arus Mudik Diperkirakan Terjadi pada 28 Maret 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:50

Trump Akan Kembali Batasi Warga dari Negara Muslim Masuk AS

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:30

Jojo dan Putri KW Melaju ke 16 Besar All England 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:10

NTP Menurun, Komisi IV DPR Minta Kementan Perhatikan Kesejahteraan Petani

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:53

Stabilkan Harga Bapok, Operasi Pasar Diminta Digelar Lebih Masif

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:35

Undang Menko Airlangga, DPP Bapera Bakal Santuni 20 Ribu Anak Yatim di Jakarta

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:17

Elemen Masyarakat Sumsel Apresiasi Kejari Muba Tahan Pengusaha Haji Halim Ali

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:59

Legislator PDIP Soroti Kasus Proyek Digitalisasi Pertamina-Telkom

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:34

Selengkapnya