Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Fenomena Masyarakat Makan Tabungan Diprediksi Berlanjut Hingga 2024

SELASA, 02 JANUARI 2024 | 12:19 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Masyarakat Indonesia diprediksi masih akan mengambil tabungannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari di 2024.

Fenomena makan tabungan itu paling banyak terjadi pada masyarakat golongan menengah ke bawah akibat kenaikan upah minimum yang rendah.

"Jadi, kira-kira setahun ke depan (masyarakat harus) menjaga agar tabungannya cukup untuk dimakan," kata Ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (2/1).


Menurut ekonom tersebut, kelompok menengah ke bawah merupakan kelompok yang paling terdampak dalam fenomena itu di tengah meningkatnya pengeluaran dengan sulitnya mencari lapangan pekerjaan.

"Ada kesulitan mencari pekerjaan sehingga harus makan tabungan. Kalau pengeluaran naik, tapi pendapatan tetap atau turun, karena dia keluar, di-PHK, lalu masuk lagi tapi belum dapat pekerjaan yang baik, maka kita lihat akan ada fenomena makan tabungan untuk kelas menengah bawah," ujar Nina.

Fenomena itu diprediksi masih akan berlanjut hingga 2024, apalagi, kata Nina, investasi di Indonesia akan sedikit melambat, karena banyaknya para investor yang memilih wait and see di tahun politik ini. Sehingga, tumbuhnya lapangan pekerjaan baru belum bisa diharapkan akan terjadi di tahun ini.

"Kita belum bisa berharap banyak ke investasi karena ini tahun politik, jadi satu tahun ke depan belum akan ada ekspektasi investasi itu naik," sambungnya.

Fenomena makan tabungan itu baru-baru ini telah diamati oleh  Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani.

Dalam laporannya, Aviliani mengatakan bahwa pertumbuhan tabungan masyarakat di 2023 tercatat mengalami perlambatan, dengan hanya tumbuh sekitar 4 persen di Dana Pihak Ketiga (DPK).

"Pertumbuhan DPK kalau kita lihat itu rendah, hanya 4 persen," kata Aviliani dalam diskusi 'Evaluasi dan Perspektif Ekonom Perempuan Indef Terhadap Perekonomian Nasional', Kamis (28/12).

Berdasarkan catatan yang dipaparkan Aviliani, per November 2023 DPK perbankan hanya tumbuh sekitar 3,8 persen year on year.

Sementara itu, giro hanya tumbuh 3,4 persen (yoy), serta tabungan dan simpanan berjangka tumbuh 2,5 persen (yoy) dan 5,2 persen (yoy).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya