Berita

Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto/Net

Politik

Gaya Merakyat Ganjar Kalah Dibanding Prabowo

MINGGU, 31 DESEMBER 2023 | 15:37 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Popularitas dan elektabilitas calon presiden sangat dipengaruhi jabatan yang disandang. Tak heran bila posisi Ganjar Pranowo tergerus kondisi faktual Prabowo Subianto, yang selain masih menjabat menteri, juga didukung Presiden Joko Widodo, serta didampingi putra presiden, Gibran Rakabuming Raka.

Pendapat itu disampaikan pengamat politik dari Motion Cipta Matrix, Wildan Hakim, kepada Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Minggu (31/12).

"Saat menjabat gubernur Jawa Tengah, Ganjar sangat populer. Elektabilitasnya terus naik. Kini, tanpa jabatan publik, dia terlihat agak sulit membuktikan aksi nyatanya buat masyarakat. itulah yang kemudian menggerus elektabilitasnya," kata Wildan.

Prabowo-Gibran, sambung dia, diuntungkan dengan status keduanya sebagai pejabat publik. Prabowo masih menjabat Menteri Pertahanan (Menhan), sedangkan Gibran masih menjabat Walikota Solo.

"Bagaimanapun, faktor jabatan masih berkontribusi terhadap popularitas, dan berikutnya berpengaruh terhadap elektabilitas," tambahnya.

Untuk pasangan Ganjar-Mahfud, kata dosen ilmu komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia itu, hanya sosok Mahfud MD yang masih menjabat, sebagai Menko Polhukam.

"Sosok Mahfud memang populer, tapi untuk menaikkan elektabilitas pasangan masih butuh waktu. Pembuktiannya bisa dilihat dari hasil kampanye yang sekarang sedang dilakukan seluruh pasangan," katanya.

Wildan juga menjelaskan, survei elektabilitas merupakan alat ukur penting bagi seluruh kandidat presiden dan wakil presiden untuk melihat peluang. Metode kuantitatif menggambarkan pilihan warga pada periode tertentu. Hasilnya bisa berubah, sesuai dinamika konstituen.

Menurut dia, ada sejumlah faktor pemicu yang bisa menurunkan elektabilitas seorang figur. Pertama, faktor news framing yang tersaji di media massa maupun cerita dari mulut ke mulut di masyarakat.

Untuk news framing, kata Wildan, masih bisa dipantau tim kampanye. Yang repot adalah memantau rumor negatif tentang figur yang beredar di tengah masyarakat.

"Faktor kedua dipicu minimnya isu menarik di mata publik dan konstituen. Dalam kampanye Pilpres, isu menjadi bahan baku agar sosok yang dikampanyekan punya daya tarik, kemudian membentuk kesadaran publik," katanya lagi.

Dia menilai persepsi responden terhadap Prabowo semakin positif, sementara persepsi publik terhadap Ganjar cenderung stagnan.

"Ada yang menyebut, pada 2019 lalu Prabowo tampil bagaikan superstar. Sementara pada 2024 dikemas lebih merakyat. Gaya ‘merakyat’ ini sebenarnya sudah dipraktikkan dengan baik oleh Ganjar. Tapi begitu Prabowo mengikuti gaya merakyat, ternyata publik suka," jelasnya.

Situasi juga mendukung ketika Prabowo sedang berada di puncak popularitas, karena dikesankan sudah diendorse oleh Presiden Jokowi sebagai the next president.

"Plus punya Cawapres Gibran. Dua kondisi faktual itu yang berkontribusi terhadap stagnasi elektabilitas Ganjar. Upaya memastikan kemenangan dalam Pilpres bisa dilakukan dengan cara memperkuat lumbung suara. Untuk PDI Perjuangan, kekuatan utama di Jawa Tengah. Maka, terlepas dari hasil survei elektabilitas, upaya memastikan dukungan pemilih di Jateng dan sebagian Jatim harus makin digencarkan," pungkas Wildan.

Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

Menwa Siap Kerahkan 5 Ribu Personel ke Gaza Bersama TNI

Rabu, 26 Juni 2024 | 01:19

DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk China Masuk RI

Kamis, 27 Juni 2024 | 00:03

UPDATE

Fraksi Golkar Cecar Suharso soal Target Kemiskinan Nol Persen

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:45

Bank Mandiri Bawa Pulang 12 Penghargaan dari Hong Kong

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:44

KPK Sita Rp22 M di Kasus Gratifikasi Pemkab Langkat

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:34

74 Ribu Jemaah Haji Telah Kembali ke Tanah Air

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:27

JMSI Minta Kapolri Turun Tangan Usut Pembakaran Rumah Jurnalis di Tanah Karo

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:26

Ketentuan Hitungan Batas Usia Cakada Resmi Diundur KPU

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:24

Pemerintah Belum Siap Hadapi Serangan Siber

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:03

Inggard Dorong Pemerintah Bentuk UU Transportasi Lalu Lintas

Selasa, 02 Juli 2024 | 17:01

RUU Polri Dinilai Bisa Ancam Gerakan Kritis Mahasiswa

Selasa, 02 Juli 2024 | 16:40

Berhasil Bangun Tangsel Dua Periode, Airin Rachmi Diany Layak Pimpin Banten

Selasa, 02 Juli 2024 | 16:33

Selengkapnya