Berita

Pasukan Houthi, salah satu elemen yang bertikai/Net

Dunia

Akhiri Konflik di Yaman, Houthi Setuju Gencatan Senjata

MINGGU, 24 DESEMBER 2023 | 20:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Mengakhiri konflik sembilan tahun di Yaman, pihak-pihak yang terlibat pertikaian menyatakan komitmen menjalankan gencatan senjata baru dan berpartisipasi dalam upaya perdamaian yang dipandu PBB.

Pengumuman itu datang dari utusan PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, yang menyambut baik langkah-langkah yang diambil pihak-pihak yang bertikai.

“Saya menyambut baik komitmen partai-partai terhadap serangkaian tindakan untuk gencatan senjata secara nasional dan terlibat dalam persiapan dimulainya kembali proses politik inklusif,” kata Grundberg, seperti dikutip Malay Mail, Minggu (24/12).

Dengan kesepakatan itu, utusan PBB akan bekerjasama dengan semua pihak, merumuskan peta jalan yang detail di bawah supervisi PBB, mencakup komitmen-komitmen dan mendukung implementasinya.

Kesepakatan itu terjalin, menyusul pertemuan yang dilakukan Grundberg di Arab Saudi dan Oman dengan Kepala Dewan Kepresidenan Yaman yang didukung Saudi, Rashad Al-Alimi, dan kepala perunding pemberontak Houthi yang didukung Iran, Mohammed Abdul Salam.

Sejak 2014 lalu, Yaman dilanda konflik berkepanjangan, menewaskan ratusan ribu orang dan memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Konflik bermula saat pemberontak Houthi, yang didukung oleh Iran, merebut kendali atas ibu kota Sanaa. Intervensi militer kemudian dipimpin Arab Saudi untuk mendukung pemerintah yang terkepung.

Gencatan senjata pada April 2022 dan berakhir Oktober tahun lalu, meninggalkan sejumlah tantangan dalam perjalanan menuju perdamaian yang berkelanjutan.

Perjanjian saat ini juga terjadi, seiring serangkaian aksi yang dilakukan pemberontak Houthi di jalur pelayaran utama di Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Serangan-serangan itu mencakup lebih dari 100 drone dan rudal, hingga menimbulkan kekhawatiran terhadap rute transit perdagangan global, sehingga mendorong Amerika Serikat membentuk satuan tugas angkatan laut multinasional untuk melindungi pelayaran di Laut Merah.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya