Ketua Tim Kampanye Daerah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Jawa Barat (TKD Amin Jabar), Haru Suandharu/Net
Pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2024 harus disikapi santai serta menyenangkan. Para elite politik diminta tidak mengeluarkan narasi-narasi yang justru membuat gaduh publik.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Kampanye Daerah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Jawa Barat (TKD Amin Jabar), Haru Suandharu saat merespons lelucon Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan soal masyarakat yang diam tidak membaca “amin” setelah surah al-Fatihah dilafalkan imam.
“Jangan terlalu serius. Namanya pesta kan
happy. Everybody happy,” ujar Haru Suandharu, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (21/12).
Sambung dia, para elite politik seharusnya memberikan edukasi dan contoh yang baik bagi masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa semakin dewasa dalam menjalani pesta demokrasi.
“Makanya saya khawatirkan elite ngasih contoh gak bener, karena
grassroot gimana elite. Justru elite harus kasih contoh sebagai teladan. Jangan sampai nanti elite ditegur rakyat,” tegasnya.
Dalam potongan video yang beredar, Zulhas mengatakan, sekarang ada orang-orang yang tidak lagi mengucapkan kata “amin” setelah surat al-Fatihah dibacakan imam karena menghindari potensi mendukung salah satu capres.
Bukan cuma itu, orang-orang tersebut juga tidak lagi mengacungkan satu telunjuk saat tahiyat, melainkan dua jari demi menunjukkan cintanya kepada Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto.
“Jangan lah, maksud saya biarlah salatnya begitu, biarlah Amin begitu. Mari kita adu gagasan saja. Sok apa dari pasangan capres lain gagasannya. Mending gitu daripada ngadu tahiyat,” tegasnya lagi.
Di sisi lain, Haru juga mengingatkan pendukung Amin tidak menanggapi serius kelakar tersebut. Dia justru mengajak untuk tetap fokus memenangkan Amin di Pilpres 2024.
“Santai aja, semua juga sudah ada garisnya. Kalau garisnya harus menang, gak akan bisa dihalang-halang. Sekarang mah udah aja kita laksanakan pemilu, pesta demokrasi,” tandas Haru.