Berita

Aksi Renungan 1000 Lilin Memperingati Hari Hak Asasi Manusia 10 Desember di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (10/12)/Ist

Politik

Sejak Reformasi, Pemerintah Tak Serius Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat

SENIN, 11 DESEMBER 2023 | 03:04 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Dalam Aksi Renungan 1000 Lilin Memperingati Hari Hak Asasi Manusia 10 Desember, Gerakan Tegak Lurus Reformasi mendorong pelaku pelanggaran HAM berat diusut tuntas melalui Pengadilan HAM dan menolak impunitas.

Aktivis pro demokrasi Noviana Kurniati menilai Keppres No 17 Tahun 2022 tentang pembentukan Tim Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat Masa Lalu, yang selanjutnya dalam Keppres ini disebut Tim PPHAM, belum menyentuh akar persoalan yaitu pengungkapan kebenaran dan terjaminnya keadilan.

"Kami melihat penyelesaian belum mengenai ke substansinya. Malah kami melihat langkah penyelesaian hanya terfokus pada pemberian kompensasi. Sedangkan kasus tetap gelap, di mana para pelaku masih saja bebas," kata Novi kepada wartawan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (10/12).

Sementara itu aktivis Barikade 98, Ruscain Qurbani dalam orasinya menyampaikan, sejak reformasi 98 pemerintah dan elite politik cuma bisa mengumbar janji menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat, seperti kasus Semanggi, Trisakti dan kasus lainnya.

"Namun kenyataannya rakyat masih menelan kekecewaan karena masih kuatnya impunitas," kata  Ruscain.

Hal senada disampaikan aktivis HAM lain,Raja Malau. Menurutnya, rakyat Indonesia menginginkan kepemimpinan yang dapat memberikan rasa keadilan kepada para korban, bukan malah menutupi kejahatan HAM berat.

“Kita bisa lihat rekam jejak para capres dan cawapres, sudah kelihatan mana yang mempunyai rekam jejak bersih dan mana yang kotor. Rakyat tidak mungkin salah pilih," kata Raja.

Gerakan Tegak Lurus Reformasi adalah kumpulan aktivis pro demokrasi dan aktivis gerakan 98 yang mempunyai keprihatinan atas kondisi bangsa saat ini, di mana banyak praktik elite politik yang sudah jauh dari cita-cita reformasi 98.

Gerakan ini juga menolak dengan tegas upaya mempermainkan undang-undang untuk kepentingan pihak tertentu dan mengingatkan akan kembalinya rezim Orde Baru yang korup dan menindas.



Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya