Berita

Kapal selam China/Net

Dunia

AUKUS Sepakat Kerahkan Teknologi Canggih untuk Lawan China di Pasifik

JUMAT, 08 DESEMBER 2023 | 09:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Negara-negara AUKUS (Amerika Serikat, Inggris, dan Australia) telah memperluas kerjasama. Ketiganya sepakat untuk mengerahkan teknologi tinggi untuk melawan agresi China di Pasifik.

Pada pekan lalu, menteri pertahanan dari ketiga negara bertemu di California. Menhan Australia Rihard Marles, Menhan AS Lloyd Austin, dan Menhan Inggris Grant Shapps mengumumkan pilar kedua dari kesepakatan AUKUS.

Pilar kedua ini berfokus pada teknologi canggih. Berdasarkan pernyataan bersama dari ketiga menhan, teknologi Artificial Intelligence (AI) akan digunakan pada sistem seperti pesawat P-8A Poseidon.


Teknologi AI ini digunakan untuk memproses informasi dari sonobuoy, yang mendeteksi dan mengirimkan data bawah air, guna meningkatkan kemampuan perang anti-kapal selam.

"Algoritma AI dan pembelajaran mesin juga akan digunakan untuk meningkatkan perlindungan kekuatan, penargetan presisi, dan intelijen, pengawasan, dan pengintaian," lanjut pernyataan itu, seperti dikutip The Guardian.

Selain itu, kapal selam nuklir yang selama ini menjadi inti dari kesepakatan akan dilengkapi dengan teknologi kuantum untuk meningkatkan posisi, navigasi, dan pengaturan waktu guna meningkatkan kemampuan siluman dan memungkinkan pasukan untuk beroperasi bahkan jika GPS tidak berfungsi.

Ketiga negara juga sepakat untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendeteksi ancaman yang muncul di ruang angkasa dengan radar khusus untuk melacak objek di ruang angkasa.

"(Kami akan) melakukan serangkaian percobaan dan latihan trilateral terpadu untuk menguji dan menyempurnakan pengoperasian sistem maritim tanpa awak," tambah pernyataan tersebut.

Dalam pernyataan bersama tersebut, mereka menegaskan kembali tekad bersama untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas serta memastikan bahwa Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan yang bebas dari paksaan dan agresi.

Kesepakatan baru ini muncul setelah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada bulan lalu menuding kapal Angkatan Laut China berperilaku berbahaya, tidak aman, dan tidak profesional usai penyelam angkatan laut Australia terluka oleh gelombang sonar yang dikatakan dipancarkan oleh kapal perang China di perairan internasional lepas pantai Jepang.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya