Susilo Bambang Yudhoyono bersama dalang dan Wagub Jatim, Emil Dardak/RMOLJatim
Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, turun gunung ke Jawa Timur. Kali ini blusukan ke Desa Kempleng, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, didampingi Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Renville Antonio, dan anggota DPRD Jatim Subiyanto.
Yang menarik, SBY berbaur dengan warga sambil menikmati pagelaran wayang kulit yang menampilkan dalang kondang, Ki Rudi Gareng, dengan lakon "Tumurune Wahyu Godho Wesi Inten".
Dikutip dari
Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (3/13), SBY yang mengenakan batik lengan panjang, disambut antusias warga, dengan berebut jabat tangan.
Mendapat sambutan antusias, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menyambut dengan senyum dan uluran jabat tangan hangat.
"Terima kasih, sehat ya bapak ibu," kata SBY sembari terus melayani jabat tangan warga.
SBY mengaku senang hadir di pagelaran wayang kulit, karena dia cinta budaya Indonesia, khususnya wayang.
Bagi SBY, wayang harus dilestarikan sebagai seni budaya unggulan, yang banyak menceritakan kehidupan manusia refleksi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. "Makanya kita harus hormati para seniman, juga dalang-dalang yang terus melestarikan seni pewayangan," tambahnya.
Di tahun Politik ini, SBY mengajak masyarakat agar mendoakan presiden Indonesia mendatang dapat memimpin dengan sebaik-baiknya, mensejahterakan masyarakat. SBY pun memberi acuan, seperti apa seharusnya seorang pemimpin itu, sebagaimana tokoh-tokoh pewayangan.
"Saat saya mendapat amanah dari rakyat, saya selalu ingat nilai-nilai pewayangan, bahwa kalau jadi pemimpin, harus punya tiga sifat," ungkap SBY.
Ketiga sifat itu adalah, pemimpin harus bersifat
pamong ing jagad (teladan, guru jagat). "Membimbing, mengayomi, mencintai rakyat yang dipimpin, adil, tidak membeda-bedakan, karena pemimpin pamong ing jagat," ungkapnya lagi.
"Kalau ada serangan dari negara lain, tampil di depan, kalau ada krisis ekonomi, bencana alam, harus bisa jalankan tugas seperti Arjuna,
lelanang ing jagat (pelindung, ksatria)," jelasnya.
Seorang pemimpin, sambungnya, juga harus seperti Krisna. "Punya strategi, bisa memberi nasehat, menunjukkan ke masyarakat, Indonesia mau dibawa kemana. Itulah yang disebut
pepadang ing jagat (penerang)," katanya.
"Semoga apa yang saya disampaikan dimiliki pemimpin Indonesia mendatang, agar kita tentram, tenang, punya harapan yang baik. Indonesia makin adil damai, makin sejahtera," pungkasnya.