Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto di Hotel Mercure Ancol, Sabtu (2/12)/Ist
Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto menghadiri Musyawarah Kerja Nasional Majelis UIama Indonesia (MUI) ke-III di Hotel Mercure Ancol, Sabtu (2/12) malam.
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan pentingnya tugas pemimpin untuk membahagiakan dan mensejahterakan rakyat.
“Negara yang kuat harus didahului kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya. Tidak ada kebahagiaan dan kesejahteraan tanpa ada keadilan bagi rakyatnya,” tutur Prabowo, di hadapan peserta Mukernas ke-III MUI, Minggu.
Menteri Pertahanan RI ini menegaskan, bangsa Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara yang kuat. Bahkan menurut Prabowo, Indonesia harus menjadi negara yang kuat di kancah internasional.
Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi seluruh bangsa Indonesia untuk menuju negara kuat.
"Bangsa Indonesia ini harus kuat, tidak boleh didikte sama bangsa lain. Karena itu kita semua harus rukun dan gotong royong, bersama-sama untuk menjadi negara kekuatan ekonomi keempat," tegas Prabowo.
Selain kerukunan dan gotong royong seluruh komponen bangsa, Capres dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka ini menyebut, syarat lain agar Indonesia berhasil berdiri mandiri dan kuat sebagai bangsa yang besar.
Yakni, meneruskan konsep hilirisasi yang sudah digagas Presiden Joko Widodo. Melalui hilirisasi ini, kesejahteraan sepenuhnya menjadi milik rakyat Indonesia.
Sebab, Indonesia bukan lagi mengekspor barang mentah yang akhirnya harus membeli barang jadi, tetapi sudah mengekspor barang jadi yang nilai ekonominya berlipat tingginya.
"Kita harus kembangkan konsep hilirisasi dan dan industrialisasi. Kita harus kembangkan yang sudah dirintis Pak Jokowi," ujar Prabowo.
"Demi Allah, saya hanya ingin bangsa kita Indonesia terhormat," tegas Prabowo di depan perwakilan seluruh ulama di Indonesia.
Mukernas III MUI dihadiri oleh MUI Pusat dan MUI Provinsi di seluruh Indonesia. Hadir Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar, Wakil Ketum KH Marsudi Syuhud, Buya Basri Barmanda dan Sekjen Buya Amirsyah Tambunan.