Kecaman Elon Musk kepada para pengiklan yang meninggalkan platform media sosial miliknya, diperkirakan akan mendatangkan efek yang lebih merugikan perusahaan.
Para pakar industri mengatakan, sikap Musk akan membuat lebih banyak pengiklan yang akan melarikan diri, menyusul kepergian Walt Disney dan Warner Bros yang menangguhkan iklannya di X awal bulan ini, tak lama setelah CEO Tesla itu mendukung postingan antisemit.
Setelah meminta maaf atas postingannya saat berbicara di acara DealBook New York Times pada Rabu (29/11), Musk malah melontarkan kata -kata kotor terhadap pengiklan karena meninggalkan platform dan menuduh mereka melakukan "pemerasan".
Kata-kata Musk tampaknya ditujukan CEO Walt Disney Bob Iger, yang berbicara sebelumnya di acara tersebut dan mengatakan bahwa hubungan dengan X "bukanlah hal yang positif bagi kami."
Lou Paskalis, pendiri konsultan pemasaran AJL Advisory dan mantan kepala media global di Bank of America, menegaskan bahwa seharusnya perusahaan melindungi merek tempat mereka bekerja.
“Ini bukanlah pengiklan yang berkumpul di clubhouse rahasia untuk mendukung suatu agenda," katanya, seperti dikutip dari
Reuters, Sabtu (1/12).
Kepala Eksekutif X Linda Yaccarino apa yang disampaikan wawancara dalam acara Dealnook tersebut “terus terang dan mendalam”. Ia mendorong staf untuk menontonnya. Menurutnya, misi X adalah menjadi platform terbuka tanpa sensor.
Seorang eksekutif di sebuah perusahaan pembelian iklan global besar, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan hanya satu klien besar yang terus beriklan di X.
“(Musk) tampaknya sangat ingin menghancurkan platform tersebut,” kata eksekutif tersebut.
Sikap Musk akan berisiko X kehilangan pengiklan korporat dan juga uang dari kandidat politik, aliran pendapatan yang dibuka kembali setelah platform tersebut mencabut larangan iklan politik.
Belanja iklan politik AS pada tahun 2024?" ketika pemilihan presiden akan diadakan ?" diperkirakan akan mencapai rekor 10,2 miliar dolar AS, menurut AdImpact, yang melacak iklan politik.
Mike Nellis, CEO Authentic, agen pemasaran digital yang bekerja dengan kandidat Partai Demokrat termasuk Presiden AS Joe Biden, mengatakan dia berencana untuk berbicara dengan semua kliennya tentang apakah akan membelanjakan uangnya untuk X atau tidak.
X mendapat kecaman karena lemahnya moderasi konten, terutama dari pengiklan yang tidak ingin iklan mereka muncul di samping konten yang tidak pantas.
Belanja iklan untuk X di Amerika Serikat dari bulan Januari hingga Oktober tahun ini turun 64 persen, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022, menurut data dari perusahaan analisis media Guideline, yang melacak data belanja iklan dari biro iklan besar.
“Kami percaya ada risiko bahwa lebih banyak perusahaan akan berhenti beriklan di X; setidaknya dalam jangka pendek,” kata analis DA Davidson & Co, Tom Forte.