Berita

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

Angkat Isu Neo Orba, Megawati Kehabisan Akal Ngelawan Prabowo-Gibran

SELASA, 28 NOVEMBER 2023 | 23:01 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Isu neo Orde Baru (Orba) diduga sejumlah pihak sengaja dimunculkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Organ Relawan Pendukung Ganjar-Mahfud di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11) kemarin.

Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos menilai, pernyataan Megawati dalam pidatonya di acara itu menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Sebab menurutnya, dalam kata-katanya jelas menyebut "kalian yang sekarang berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru".  

"Memberikan label sebagai neo Orde Baru tentu berlebihan," ujar Subiran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/11).

Pengamat politik lulusan S2 Universitas Muhammadiyah Jakarta itu (UMJ) itu bahkan menganggap, Megawati seperti mengalami kebuntuan dalam mengupayakan pemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusungnya, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Terkesan tidak punya isu lain yang lebih produktif untuk mengalahkan Prabowo-Gibran dalam konstestasi Pilpres 2024. Semua isu sudah diproduksi mulai dari "politik dinasti, netralitas, kecurangan pemilu, haus kekuasaan, hingga puncaknya memberikan label neo orde baru," tuturnya.

Putra Sulawesi Tenggara yang kerap disapa Biran itu mengaku heran dengan gaya politik Megawati dan PDIP, khususnya selepas Gibran menjadi cawapres Prabowo seolah ditinggal pergi Jokowi.

Padahal, dia memandang PDIP maupun keluarga Jokowi sama-sama menguasai suprastruktur pemerintahan. Sehingga, tidak tepat jika label neo Orde Baru disematkan kepada salah satu pasangan capres-cawapres.

"Bukankah sistem pemilu kita sudah didesain sedemikian rupa untuk meminimalisir kecurangan pemilu? Bukankah semua capres-cawapres memiliki partai pengusung yang juga memiliki instrumen kekuasaan?" tuturnya.

"Ganjar-Mahfud ada PDIP dan PPP, keduanya adalah partai penguasa, tentu punya akses kekuasaan. Anies-Muhaimin diusung oleh Nasdem dan PKB yang juga partai penguasa, juga punya akses terhadap instrumen kekuasaan," tambah Biran menyindir.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya