Pembukaan Gambir Trade Talk (GTT) #12/Net
Produk halal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan mulai menjadi primadona masyarakat global. Hal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha Indonesia pada 2024.
Perubahan peta rantai pasok global serta berbagai konflik yang terjadi saat ini juga turut mempengaruhi perdagangan Indonesia di pasar nasional dan global.
Begitu kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Didi Sumedi saat membuka Gambir Trade Talk (GTT) #12 yang digelar secara hibrida di Hotel Aryaduta, Bandung, Jawa Barat pada hari ini, Kamis (22/11).
GTT #12 mengangkat tema “Outlook Perdagangan Luar Negeri Indonesia Tahun 2024“.
Didi menjelaskan bahwa perdagangan global telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Pergeseran peran negara-negara maju dan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang juga telah membuka peluang perdagangan yang lebih besar.
“Kementerian Perdagangan fokus pada ekspor barang dan jasa bernilai tambah tinggi untuk meningkatkan produktivitas perekonomian dan mendukung peningkatan kinerja ekspor di tahun 2024. Salah satunya melalui kebijakan penguatan daya saing ekspor dalam mendukung ekonomi berkelanjutan,” tegasnya.
Mengacu pada hasil Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2023, ekspor nonmigas pada 2024 ditargetkan naik 3,3 hingga 4,5 persen YoY dan neraca perdagangan surplus 22,5 miliar dolar AS.
Namun demikian, dengan memperhatikan tantangan perekonomian global saat ini dan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan 2024, pertumbuhan ekspor dan surplus neraca perdagangan Indonesia di tahun tersebut diperkirakan dapat tumbuh lebih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan.
Mengacu pada proyeksi dari Tradingeconomics.com, ekspor Indonesia pada triwulan IV-2023 diperkirakan akan meningkat. Dengan kenaikan pada triwulan IV tersebut, penurunan total ekspor Indonesia pada 2023 diperkirakan akan berkurang menjadi 9,7 persen YoY.
“Adapun pada 2024, total ekspor Indonesia diperkirakan akan mencapai 306 miliar dolar AS (naik 16,12 persen YoY),” tegasnya.