Demi pelayanan yang lebih baik, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menggandeng Systra, konsultan internasional untuk menelusuri kendala yang dialami oleh LRT Jabodebek.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal mengatakan bahwa keterlibatan Systra diharapkan mampu memberikan masukan yang komprehensif untuk mengatasi masalah pada roda LRT Jabodebek.
Roda LRT Jabodebek belakangan mengalami masalah. Akibatnya, jarak antarkereta atau
headway LRT Jabodebek menjadi lebih panjang hingga satu jam pada momen non sibuk.
"Kami ingin fokus kepada solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi sehingga pemenuhan
headway 7,5 menit dapat segera terwujud," ujar Risal dalam keterangannya, Sabtu (18/11).
Terkait upaya penanganan yang dilakukan, Risal menyebut bahwa saat ini proses pembubutan roda masih berlangsung dan diharapkan dapat segera tuntas.
Terlebih, lanjutnya, pihak operator telah melakukan pengadaan mesin bubut tambahan sehingga dapat mempercepat proses perbaikan roda.
Lebih lanjut, Risal menjelaskan bahwa penanganan yang telah dilakukan selain melakukan pembubutan roda adalah dengan memperhalus profil permukaan dan memberi cairan lubricant pada rel LRT Jabodebek.
“Alhamdulillah pasca dilakukan grinding dan pelumasan ini, sudah tidak ditemukan aus pada roda sehingga
trainset (TS) yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman dan tidak perlu dilakukan penggantian," tuturnya.
Pada sisi lain, Risal memberikan apresiasi kepada para pengguna LRT Jabodebek yang masih terus mendukung pergeseran dari kendaraan pribadi kepada angkutan umum.
Hal ini, terlihat dari lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada stasiun-stasiun yang terintegrasi LRT Jabodebek seperti Stasiun Sudirman dan Stasiun Cawang, sebesar 35 persen sejak LRT Jabodebek dioperasikan.
“DJKA akan terus mengupayakan penambahan TS untuk mengakomodasi demand penumpang sehingga masyarakat dapat terlayani dengan lebih baik dan lebih cepat,” pungkas Risal.