Sekretaris Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Paudah, saat menutup Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa 2023, di Sorong, Papua Barat/Ist
Saat ini penyelenggaraan pemerintahan desa menghadapi berbagai tantangan. Karena itu Ditjen Bina Pemdes memberikan pelatihan kepada aparatur desa melalui Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Paudah, saat menutup Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa 2023, di Sorong, Papua Barat.
Lewat rilis yang dikirim ke
Kantor Berita Politik RMOL, Paudah mengatakan, saat ini pelayanan dasar belum optimal, dan kapasitas SDM pemerintah di tingkat desa belum terlalu kuat, hingga mengakibatkan ketimpangan sosial dan kemiskinan masyarakat desa.
Selain itu, pemanfaatan sumber daya dan potensi desa untuk mendukung perekonomian desa juga belum optimal. Akibatnya belum memberi kontribusi signifikan pada pembangunan perekonomian Desa.
Ditambah lagi kapasitas perencanaan dan penganggaran yang inklusif di desa, juga masih minim.
Akibatnya, pemanfaatan data pada setiap tahapan pembangunan belum memadai, sehingga berpengaruh pada basis pembangunan dan perekonomian masyarakat desa yang belum terpadu.
"Dari segi pembangunan kualitas sumber daya di desa, terutama SDM yang unggul, sehingga dapat mengelola SDA dengan optimal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan dapat meningkatkan roda perekonomian di desa," jelasnya, mewakili Pelaksana Harian (Plh) Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, La Ode Ahmad P Bolombo.
Menurutnya, kondisi itu membutuhkan peningkatan kapasitas dari aparatur desa dan pengurus kelembagaan desa, untuk menyiapkan aparatur desa yang handal.
"Program P3PD hadir sebagai solusi atas kebutuhan itu, dengan harapan peserta pelatihan memiliki peningkatan pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan," paparnya.
Pelatihan kali ini melibatkan 33.458 Desa di seluruh Indonesia, dengan total peserta 133.832 orang.
Khusus Provinsi Papua Barat, hingga angkatan ke-10 telah diselenggarakan 7 tematik pelatihan, melibatkan 2.812 peserta dari 703 kampung.
Namun, sampai 16 November 2023, tercatat tingkat kehadiran peserta sebesar 77,54 persen atau 2.168 orang peserta, dari total target
sebanyak 2.812 peserta.