Anak muda di Kota Malang antusias mengikuti Workshop Aniwayang yang digelar Indonesiana.TV/Ist
Ada banyak cara untuk menjadikan budaya lokal sebagai sumber inspirasi anak muda dalam berkarya. Salah satunya yang ditampilkan Kelana Indonesiana.TV dalam 4th Craft International Animation Festival yang digelar di Malang Creative Center.
Di hadapan ratusan pelajar dan mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut, Indonesiana.TV menampilkan karya animasi wayang (aniwayang) Desa Timun karya Daud Nugraha dan Ricca Virria yang terinspirasi dari wayang kulit (shadow puppet).
Ratusan anak muda yang di antaranya berasal dari SMKN 1 Malang, SMKN 9 Malang, SMK Budi Mulia Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, serta Komunitas Content Garage dan Masbe Prod mengikuti workshop pembuatan aniwayang yang dipandu langsung oleh tim kreatif Aniwayang Desa Timun.
Acara diawali dengan pengenalan Indonesiana.TV, peserta lokakarya lantas diajak menyaksikan episode “Timun” dari serial Desa Timun. Setelah itu, peserta diajak belajar secara langsung mengenai tahapan produksi aniwayang Desa Timun.
Salah satu peserta dari Universitas Brawijaya, Jono, mengaku antusias saat mendengar akan ada lokakarya membuat aniwayang. Mahasiswa jurusan seni rupa itu menganggap aniwayang merupakan inovasi yang sangat menarik dalam upaya melestarikan budaya, khususnya perwayangan.
“Workshop aniwayang Desa Timun ini sangat menarik. Semoga ke depan event seperti ini bisa lebih sering lagi diadakan,” ungkap Jono, melalui keterangannya, Senin (13/11).
Terlebih lagi, dalam acara tersebut ada
mini challenge content dan menonton hasil produksi bersama para peserta.
Selain menggelar workshop, Kelana Indonesiana.TV juga hadir dalam bentuk gerai pameran selama berlangsungnya 4th Craft International Animation Festival. Dipandu tim Indonesiana.TV, para pengunjung pameran bisa membuat replika wayang Desa Timun serta memainkannya.
Sebelumnya, Kepala Balai Media Kebudayaan (BMK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Retno Raswaty mengatakan, Indonesiana.TV sebagai satu-satunya televisi kebudayaan Indonesia yang dikelola oleh Kemendikbudristek, saat ini rutin melakukan pengenalan budaya kepada anak-anak muda, sebagai upaya mewujudkan amanat Undang-undang No.5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Tayangan kebudayaan di Indonesiana.TV bisa menjadi inspirasi bagi pelajar, guru, dan pelaku budaya. Banyak objek kebudayaan yang bisa dieksplorasi, diangkat dan dijadikan konten. Generasi muda sekarang butuh alternatif tayangan yang berisi beragam kebudayaan dari berbagai wilayah di Indonesia. Kelana Indonesiana berkunjung ke berbagai kota untuk menginisiasinya dengan aktivitas," tutur Retno.
Sementara itu, Koordinator Konten Indonesiana.TV, Chandra Endroputro mengatakan, “Indonesiana.TV ingin merawat kebudayaan Indonesia, tidak hanya terfokus pada pulau Jawa, melainkan seluruh nusantara. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan media animasi.”
Chandra meyakini, animasi adalah media yang efektif untuk merawat dan memperkenalkan kebudayaan di masa kini.
Selain aniwayang Desa Timun, ada beberapa film animasi lainnya yang ditayangkan di Indonesiana.TV. Di antaranya, film seri animasi Rana Uko yang berlatar budaya Jambi dan situs Muara Jambi, film animasi Wali Songo, dan film animasi Panca.
“Kami juga sedang membuat film animasi berlatar daerah dan budaya Aceh. Sehingga, kita tidak hanya menampilkan kebudayaan Jawa saja, melainkan seluruh daerah di Indonesia,” papar Chandra saat menjadi narasumber pada Animation Conference dalam rangkaian 4th Craft International Animation Festival dengan tema “Indonesiana.TV: Budaya, Inspirasi, dan Eksplorasi”.