Berita

Pemerintah terus mendorong pemanfaatan Bioteknologi Modern untuk menciptakan ketahanan pangan/Ist

Tekno

Hadapi Ancaman Krisis Pangan Dunia, Pemerintah Dorong Penerapan Bioteknologi Modern

SENIN, 13 NOVEMBER 2023 | 03:58 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Bioteknologi modern diyakini bisa menjadi solusi dalam menghadapi tantangan dan ancaman krisis pangan dunia, termasuk Indonesia. Karena itu, rekayasa genetika tanaman pangan dengan bioteknologi modern harus dikembangan demi mengantisipasi ancaman krisis pangan yang diprediksi akan memuncak mulai 2050 mendatang.

Koordinator Pendaftaran Varietas Tanaman, Kementerian Pertanian RI, Lutful Hakim mengatakan, kondisi ketahanan pangan kita saat ini sedang tidak baik-baik saja, stok pangan mulai menipis.

“Titik kritis utamanya adalah alih fungsi lahan dan produktivitas pangan khususnya padi cenderung stagnan. Dengan 278,70 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2023 dan akan mengalami peningkatan sekitar 2,26 persen pada 2030 atau sekitar 285 juta jiwa. Maka dibutuhkan sedikitnya 8 juta hektare lahan sawah untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Minggu (12/11).


Lutful menjelaskan, pemanfaatan bioteknologi modern sangat dibutuhkan dalam peningkatan produktivitas pangan. Pada 2023 ini, baru 10 jenis jenis tanaman pangan yang berhasil menggunakan bioteknologi modern. Di antaranya tebu, kentang, dan jagung.

Maka itu perlu pengembangan berkelanjutan agar lebih banyak jenis varietas tanaman yang bisa berhasil dengan bioteknologi modern.

Sementara itu, Komisi Keamanan Hayati, Roy Sparringa mengatakan, kondisi ketahanan pangan dunia diperparah dengan hadirnya Covid-19. Banyak negara mengalami kelaparan kronis dan kerawanan gizi.

Di Indonesia sendiri, kata Roy, sekitar 95 persen penduduk masih kekurangan asupan buah dan sayur. Sehingga masalah kesehatan seperti obesitas dan stunting masih menjadi prioritas yang harus segera diatasi.

“Stunting memang mulai berkurang, tapi prevalensinya masih tinggi. Sebenarnya, bila bisa diaplikasi dengan maksimal, bioteknologi modern bisa menjadi solusi ketahanan pangan dan masalah gizi di Indonesia. Di negara lain seperti Vietnam dan Filipina bioteknologi modern sudah lebih berkembang,” tuturnya.

Di samping itu, Roy juga menyoroti tren diet sehat yang tengah marak di masyarakat Indonesia. Alih-alih menyehatkan, tren diet sehat hanya bisa memenuhi 60 persen dari standar kecukupan gizi. Selain itu juga menimbulkan tantangan baru, yakni emisi karbon yang luar biasa. Menurutnya, perlu ada regulasi yang lebih jelas terkait sertifikasi aman pangan.

Di tempat yang sama, Imam Sujono dari PT Syngenta Indonesia mengatakan, pihaknya berhasil meluncurkan benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia dengan kualitas tinggi dan memiliki keunggulan ganda.

Adapun benih jagung unggul varietas NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti memiliki keunggulan ganda dan yang pertama kali mendapatkan sertifikat pelepasan varietas di Indonesia. Keunggulan ganda yang dimiliki adalah toleran terhadap herbisida glifosat serta sekaligus tahan terhadap penggerek batang atau Asian Corn Borer/Ostrinia furnacalis.

Menurut Imam, dengan keunggulan ganda tersebut akan membuat petani dapat menekan ongkos produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, dan membuat budidaya jagung lebih aman dan nyaman.

Selain itu, jagung bioteknologi itu dapat meningkatkan hasil sekitar 10-15 persen dibandingkan varietas sama yang nonbioteknologi, sehingga apabila ditanam secara luas dapat mendongkrak panen jagung dari rata-rata nasional sebesar 5,3 ton per hektare menjadi 7 ton per hektare.

“Tahun ini, kami terus menggenjot produksi benih jagung agar semakin banyak petani yang mendapatkan benih jagung berkualitas dengan hasil prima dan mendukung swasembada jagung,” tutup Imam.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya