Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel-Aviv, Israel/Net
Pemerintah Amerika Serikat berhasil mengevakuasi lebih dari 300 orang warganya dari Jalur Gaza yang terkepung akibat konflik militer Israel dan Hamas.
Kabar itu diungkap oleh Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jonathan Finer, seperti dimuat CBS News pada Minggu (5/11).
Dikatakan Finer, evakuasi akhirnya bisa dilakukan setelah melewati proses negosiasi yang cukup intens dengan semua pihak terkait.
"Kami telah berhasil mengeluarkan lebih dari 300 orang Amerika, penduduk tetap yang sah dan anggota keluarga mereka," ungkapnya.
Namun demikian, menurut laporan Finer, masih ada sejumlah warga AS yang masih bertahan di Gaza.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan, ada sekitar 400 warga Amerika dan anggota keluarganya yang berjumlah sekitar 1.000 orang menyatakan keinginan untuk dievakuasi.
Namun proses evakuasi mengalami kendala karena sejak Sabtu (4/11) penyeberangan warga pemegang paspor asing melalui perbatasan Rafah sempat ditutup dari sisi Gaza.
Gaza dibombardir sejak kelompok bersenjata Hamas Palestina pada 7 Oktober membunuh 1.400 orang dan menawan lebih dari 240 orang Israel di Gaza.
Otoritas kesehatan Gaza di bawah pimpinan Hamas mengatakan, lebih dari 9.770 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel.
Di sisi lain, Israel mengaku pihaknya mengarahkan serangan ke Hamas, bukan warga sipil, dan menuduh kelompok militan Palestina itu menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Sejauh ini, sekitar 1.100 orang telah meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah sejak awal pekan lalu.