Berita

Penganut Voodoo di Benin, Afrika Barat/Net

Dunia

Deforestasi Ancam Kelestarian Hutan Keramat Vodoo di Benin

SENIN, 30 OKTOBER 2023 | 14:58 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Benin, Afrika Barat kerap dianggap sebagai tempat lahirnya salah satu agama tertua di dunia Voodoo. Para penganut Voodoo percaya bahwa hutan adalah rumah bagi ribuan roh suci yang bersemayam di dalamnya.

Kendati demikian, dalam beberapa dekade, keberadaaan hutan Benin semakin terancam. Tidak hanya karena serangan gerakan Anti-Vodoo, tetapi juga oleh perluasan sektor pertanian dan urbanisasi untuk pembangunan Benin.

Deforestasi di Benin tidak dapat terelakkan. Lebih dari 20 persen hutan mengalami penurunan dengan laju deforestasi yang meningkat sebesar lebih dari 2 persen per tahun.

Pendeta Gilbert Kakpo di Bohouezoun Voodoo mengatakan bahwa 11 persen dari 13 juta penduduk Benin adalah penganut Voodoo.

Mereka percaya bahwa def0restasi adalah sebuah bencana, karena akan membuat roh-roh itu marah, sehingga peperangan, penyakit, dan kematian dijatuhkan pada penduduknya.

Direktur Eksekutif Lingkaran Perlindungan Sumber Daya Alam, Bienvenu Bossou mengatakan antara tahun 2001 hingga 2012, sekitar 45 persen hutan keramat di Benin telah hilang atau berkurang.

Dikatakan Bossou, kemiskinan adalah salah satu penyebab yang mendorong warga memangkas hutan dan mengubahnya menjadi lahan pertanian yang lebih produktif.

"Pertanian adalah ancaman utama bagi hutan dan hal ini disebabkan oleh kemiskinan. Karena penduduknya miskin, mereka tidak mampu membeli pupuk, atau gas untuk energi," jelasnya, seperti dikutip dari African News pada Senin (30/10).

Beberapa orang menyalahkan dorongan pemerintah terhadap pembangunan sebagai penyebab utama deforestasi, dan warga mengklaim jalan-jalan dibangun di kawasan suci tanpa izin mereka.

Pemerintah mengatakan mereka melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk melindungi hutan kramat.

Sebagai buktinya, mereka melarang penebangan pohon tanpa persetujuan negara dan sejak tahun 2016, pemerintah telah menginvestasikan sekitar 3 miliar dolar AS untuk menekan deforestasi.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya