Kondisi salah satu wilayah di Aceh Utara pasca banjir/Dok PUPR Aceh Utara
Kerugian akibat banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Utara pada 9 Oktober 2023 diperkirakan mencapai Rp153 miliar. Jumlah tersebut masih bersifat sementara.
Total jumlah tersebut tercantum dalam surat berisi laporan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Utara nomor 362/810, 12 Oktober 2023, terkait kerusakan infrastruktur. Surat tersebut diperoleh Kantor Berita RMOLAceh dari Kabag Kominfo Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Utara, Hamdani, Rabu (25/10).
Pelaksana tugas (Plt) Dinas PUPR Aceh Utara, Jaffar, dalam surat yang ditujukan kepada Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menjelaskan, laporan yang disampaikan pihaknya merupakan hasil inventarisasi tim teknis PUPR setempat sampai dengan tanggal 11 Oktober 2023. Menurutnya laporan tersebut masih bersifat sementara, apalagi beberapa lokasi masih belum bisa diakses
Adapun kerusakan yang tercatat tim teknis PUPR Aceh Utara yaitu, kerusakan pada sungai Krueng Pase, Krueng Keureuto, dan Krueng Sawang. Bangunan yang rusak akibat banjir disertai longsor di 3 sungai tersebut seperti tanggul, tebing sungai, bendungan irigasi, jembatan gantung, pengaman badan jalan, dan pilar jembatan rangka baja.
Tingkat kerusakan sejumlah material tersebut terbagi tiga kategori yaitu rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Kerugian biaya paling banyak, yaitu sebesar Rp50 miliar, terjadi di pilar jembatan rangka baja di Keude Sawang. Pilar jembatan yang terbuat rangka baja tersebut rusak berat.
Jembatan tersebut harus direhabilitasi. Penanganan yang dilakukan adalah, penggantian jembatan rangka baja.
Sedangkan perkiraan biaya paling kecil sebesar Rp750 juta yaitu kerusakan tanggul sungai di Syamtalira Aron. Tingkat kerusakannya adalah rusak berat dan memerlukan rehabilitasi karena tertimbun tanah.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Mulyadi mengatakan, saat ini banjir yang sempat melanda beberapa kecamatan di Kabupaten setempat telah surut. Dari data sementara, tidak ada korban jiwa dari bencana alam tersebut, namun kerugian masih dalam rekapan.
Mulyadi menjelaskan, saat banjir terjadi kerugian yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah lahan pertanian yang ikut terdampak. Padahal saat itu area persawahan sudah memasuki masa panen.