Berita

Andre Vincent Wenas/RMOL

Publika

Anak Berkebutuhan Khusus Terabaikan

OLEH: ANDRE VINCENT WENAS*
SENIN, 23 OKTOBER 2023 | 09:13 WIB

INDONESIA emas adalah sasaran dalam tiga masa kepemimpinan nasional ke depan. Saat ini kita sedang “menjemput” apa yang disebut dengan bonus demografi. Sekarang mereka ada di generasi Z dan milenial.

Tapi dari sekian banyak anak muda kita, ada segmen yang juga berhak mendapat perhatian, yaitu mereka yang berkebutuhan khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus. Apa itu?

Kita biasa mendefinisikan mereka dengan tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras dan lain-lainnya.

Dalam perbincangan dengan Hasratman (31), seorang psikolog muda yang berdomisili di Kota Cirebon, kita menjadi sadar ada jumlah yang cukup signifikan di segmen ini.

Kebanyakan mereka yang ada di segmen berkebutuhan khusus ini tidak tercatat dalam statistik kota. Sehingga membaca segmen “tuna” ini dan itu di sebuah daerah sering jadi tidak relevan lantaran datanya tidak update sekaligus tidak akurat.

Mengutip info dari sebuah media, Hasratman mengatakan, “Ada sekitar 13 ribu siswa di tingkat SD di Kota Cirebon yang tidak bisa membaca. Nah, mereka ini perlu untuk dibantu secara khusus untuk mengakrabi aksara.”

“Perlu disiapkan sekolah-sekolah inklusi, yaitu sekolah umum yang boleh menerima anak berkebutuhan khusus. Artinya yang guru-gurunya sudah dilengkapi pengetahuan dan ketrampilan untuk menjadi pendamping anak-anak berkebutuhan khusus. Sehingga lingkungannya kondusif bagi anak berkebutuhan khusus,” kata Hasratman lebih lanjut.

Hasratman menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang psikolog yang kemudian terpanggil untuk jadi praktisi pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Kuliah di Universitas Abdurrab, Fakultas Psikologi di Pekanbaru, Riau, selesai tahun 2015.

Dalam melayani segmen ini, Hasratman sudah berkeliling Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Batam, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, bahkan luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia dan Filipina. Ia sempat jadi ketua kontingen untuk tim Indonesia di ASEAN Autism Game dimana Indonesia jadi juara umum.

Pada tahun 2015,Hasratman akhirnya menetap di Kota Cirebon. Itu pun lantaran permintaan orang tua klien yang pernah ditolongnya.

Ceritanya saat itu Hasratman mendampingi seorang anak berkebutuhan khusus dimana anak ini sudah ditangani oleh berbagai “ahli” seperti akademisi, supranatural, psikoterapi, spiritual, dan lain-lain. Bahkan sempat dibawa untuk terapi ke luar negeri (Singapura dan AS) tapi tidak berhasil.

Akhirnya anak itu ditanganinya. Dalam dua bulan yang penuh kesabaran ia pun melakukan pendekatan holistik. Artinya melibatkan orang-orang sekeliling (lingkungan) si anak. Kesabaran dan kasih, dilengkapi dengan pengetahuan dan ketrampilan.

Hal penting yang mesti dicatat adalah bahwa dalam melakukan pelayanannya, Hasratman tidak memungut bayaran. Ya, gratis.  Karena ia punya keyakinan Tuhan yang menopang pelayanan yang ia lakukan. Dan karena itu ia mengaku selalu ada jalan keluar atau solusi terhadap setiap kasus yang dihadapinya.

Ia juga merasa perlu melakukan bimbingan terhadap asisten rumah tangga dari kliennya, karena pada kenyataannya merekalah yang sehari-hari dekat dengan anak-anak.

Singkat cerita, menangani mereka yang berkebutuhan khusus mesti punya kesabaran dan kasih. Disamping pengetahuan dan ketrampilan (skill).

“Ada 3K, yaitu Karakter, Komitmen dan Kompetensi dari para pendamping. Sehingga mereka mampu untuk mendiagnosa masalah dengan tepat, kemudian membangun lingkungan yang tepat bagi si anak, dan akhirnya menyiapkan SDM yang tepat agar interaksinya pun tepat,” pesan Hasratman.

Ini persoalan hak seorang warga untuk diurus oleh negaranya.



*Penulis adalah Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP) Jakarta

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya